ARTICLE
TITLE

ANALISIS PROKSIMAT DAN ASAM OKSALAT PADA PELEPAH DAUN TALAS BENENG LIAR DI KAWASAN GUNUNG KARANG, BANTENDOI : 10.24853/jat.2.2.95 – 104

SUMMARY

ABSTRAK Talas beneng (Xanthasoma undipes K.Kock) atau dikenal juga Tall elephant ear merupakan talas lokal khas dari Gunung Karang, Provinsi Banten. Tanaman ini tergolong dalam genus Xanthosoma dan telah dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi dan kandungan asam oksalat pada pelepah daun talas beneng yang tumbuh secara liar pada ketinggian tempat yang berbeda-beda. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juni 2017. Penelitian ini berupa penelitian lapangan yang dilakukan di sekitar Kawasan Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pengambilan sampel pelepah talas beneng dilakukan pada ketinggian yang berbeda yaitu pada ketinggian 400 dan 800 m di atas permukaan laut (dpl). Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif. Parameter yang diamati meliputi analisis proksimat dan asam oksalat. Analisis proksimat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ketinggian 400 m dpl pelepah talas beneng memiliki kandungan air (92.24%), abu (0.30%), protein (0.30%), lemak (0%), karbohidrat (7.16%) dan asam oksalat (0.217%). Pada ketinggian 800 m dpl pelepah talas beneng memiliki kandungan air (92.38%), abu (0.74%), protein (0.21%), lemak (0%), karbohidrat (6.67%) dan asam oksalat (0.117%). Pada ketinggian 400 m dpl pelepah talas beneng memiliki kandungan protein, karbohidrat dan asam oksalat lebih tinggi dibandingkan dengan ketinggian 800 m dpl.ABSTRACTTalas beneng (Xanthasoma undipes K.Kock) or also known as Tall elephant ear is a typical local taro from Gunung Karang area, Banten Province, it belong to the genus Xanthosoma and has been used as a source of local food. This study aims to determine the nutrient and oxalic acid content of wild taro leaves different altitude. It was 400 and 800 m above sea level (asl). The research was conducted from March to June 2017. Parameters observed in this study are  proximate and oxalic acid analysis. Proximate analysis conducted in this study include analysis of water content, ash, protein, fat, and carbohydrates. The results showed that at 400 m asl taro bark had water content (92.24%), ash (0.30%), protein (0.30%), fat (0%), carbohydrate (7.16%) and oxalic acid (0.217%). On the other hand, at 800 m asl the taro bark has water content (92.38%), ash (0.74%), protein (0.21%), fat (0%), carbohydrate (6.67%) and oxalic acid (0.117%). Taro bark found at an 400 m asl contains higher concentration of protein, carbohydrates and oxalic acid than that of 800 m asl.

 Articles related

Syamsul Rahman,Awaluddin Rauf,A. Susilawaty Hardiani    

Biji palado (Aglaia sp.) berasal dari tanaman hutan; yang selama ini dijadikan sebagai makanan selingan dengan cara direbus atau disangrai oleh masyarakat. Upaya pengolahan biji palado menjadi tepung diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan memperp... see more


Nining Suningsih,Nur’aini Nur’aini,Muhammad Hakim,Umar Ibrahim,Arif Rahman Azis,Sudarmanto Sudarmanto    

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipotensi  limbah pertanian dan agroindustry sebagai pakan ternak di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Penelitian ini telah  dilaksanakan dari bulan Juni – Oktober 2021. Lokasi penelitia... see more


Handhini Dwi Putri, Haninah, Dewi Elfidasari, Irawan Sugoro    

Ikan merupakan bahan baku pengolahan makanan dengan kandungan nutrisi berupa protein, lemak, mineral dan vitamin yang baik bagi manusia. Salah satu ikan yang belum dimanfaatkan dengan baik adalah ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) yang populasiny... see more


Safinah S. Hakim,Reni Setyo Wahyuningtyas,Siswadi Siswadi,Beny Rahmanto,Wawan Halwany,Fajar Lestari    

Madu merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang sarat manfaat. Madu populer sebagai suplemen penjaga kesehatan dan stamina tubuh. Terdapat banyak jenis lebah yang dapat menghasilkan madu, salah satunya adalah lebah kelulut spesies Heterotrigona itama... see more


Irawati D., D. Arini, A. Mayasari    

Ketersediaan dan kualitas hijauan yang baik menjadi salah satu pendukung keberhasilan kegiatan penangkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas serta kualitas rumput pakan anoa terutama di musim kemarau yang mampu mendukung populasi a... see more