ARTICLE
TITLE

Pengaruh Perendaman dengan Asam Cuka dan Sodium Bikarbonat, serta Perlakuan Blansing terhadap Karakteristik Keripik Kulit Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus)

SUMMARY

AbstrakIndustri filet ikan patin menghasilkan hasil samping berupa kulit sebesar 7-8%. Untuk meningkatkan nilai ekonominya, kulit ikan patin dapat diolah menjadi camilan berupa keripik kulit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perendaman kulit ikan dalam larutan asam cuka dan sodium bikarbonat (NaHCO3) serta kombinasinya dengan blansing dalam air panas terhadap karakteristik keripik kulit ikan patin yang dihasilkan. Sebelum dilumuri tepung dan digoreng menjadi keripik, kulit ikan patin direndam dalam larutan asam cuka 3% (v/v) atau larutan NaHCO3 1% (b/v) selama 15 menit serta kombinasi perendaman asam cuka, NaHCO3, dan blansing dengan air panas pada suhu 70-80°C selama 2 menit. Sebagai kontrol digunakan kulit patin yang hanya diblansing dan tanpa perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan perendaman dalam larutan NaHCO3 1% (b/v) selama 15 menit dan blansing dalam air panas suhu 70-80°C selama 2 menit menghasilkan keripik kulit yang mempunyai kenampakan, aroma, kerenyahan, dan secara keseluruhan paling disukai panelis. Keripik kulit tersebut mempunyai kandungan protein 28,93±0,71%, dengan lemak 31,89±1,52%, abu 3,31±0,19%, air 2,40±0,38%, serta nilai TBA 0,14±0,02 mg MDA/kg. Keripik kulit dengan perlakuan ini mempunyai tingkat kecerahan dengan nilai L* paling tinggi, nilai +a* (derajat kemerahan) dan +b*(derajat kekuningan) yang rendah, serta tekstur yang lebih renyah (p<0,05) dibandingkan dengan keripik kulit yang diberi perlakuan perendaman dalam larutan asam cuka dan kontrol. AbstractThe pangasius (catfish) fillet industry produces fish skin as a by-product by 7-8%. To increase its value-added, catfish skin can be processed into a snack of skin chips. This study aimed to examine the effects of soaking fish skin in a solution of vinegar and sodium bicarbonate (NaHCO3) and its combination with blanching in hot water on the characteristics of the catfish skin chips produced. The skin of the catfish before being coated with flour and fried was soaked in a solution of 3% (v/v) vinegar or 1% (w/v) NaHCO3 solution for 15 minutes, and a combination of soaking vinegar by  blanching and  NaHCO3 by blanching with hot water at a temperature of 70-80°C for 2 minutes. As a control, skin that was only blanched and without treatment was also observed. The experiment was carried out with 3 replications. The results showed that the combination of soaking in 1% (w/v) NaHCO3 solution and blanching in hot water at 70-80°C for 2 minutes resulted in catfish skin chips that had the most favorable appearance, aroma, crispness, and overall acceptance by the panelists. The catfish skin chips contained protein of 28.93±0.71%, a fat content of 31.89±1.52%, ash of 3.31±0.19%, the water of 2.40±0.38%, and a TBA value of 0.14±0.02 mg MDA/kg. Catfish skin chips with this treatment had a brightness level with the highest L* value, a low +a* value (degree of redness), and +b*(yellowish), and a crispier texture, which were significantly different (p<0.05) from the catfish skin chips treated with soaking in an acid solution and control.

 Articles related

Ericson Uli Lumban Gaol,Sugiatno Sugiatno,Akari Edy,Herry Susanto    

Pulp kakao mengandung kadar air dan gula yang tinggi sehingga menjadi media perkembangbiakan bagi mikroorganisme.  Hal ini dapat mempengaruhi penurunan daya berkecambah benih dan mempercepat kerusakan benih.  Oleh karena itu dila... see more


Mizan Sahroni,Tundjung T. Handayani,Yulianty Yulianty,Zulkifli Zulkifli    

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kakao sendiri menjadi penyumbang devisa negara terbesar ke 3 dari sektor perkebunan setelah karet dan sawit. banyaknya jumlah perkebunan kakao menyebabkan keb... see more


Basuki Sugiarto,Tundjung T. Handayani,Yulianty Yulianty,Zulkifli Zulkifli    

Kakao merupakan tanaman perkebunan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Untuk menunjang keberhasilan tersebut perlu adanya penyediakan bibit unggul dan berkualitas yang dapat dilihat salah satunya dengan m... see more


Pradhini Nur Arifin,Irfan Purnawan    

Perkembangan material khususnya logam, sangat signifikan dalam perkembangan proses dan teknologi, sehingga sangat penting membuat logam tersebut tahan lama dengan menghambat laju korosi. Kafein dalam kopi dapat menghambat laju korosi. Tujuan penelitian i... see more

Revista: Konversi

E.M Rachmat,Hidayat Moko    

Penelitian pengaruh perendaman bibit dengan zat pengatur tumbuh dan jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil jahe telah dilakukan di Kebun Percobaan Sukamulya, Jawa Barat, mulai bulan November 1988 sampai Februari 1989. Rancangan yang digunakan adalah ... see more