Home  /  Jurnal Agripet  /  Vol: 17 Núm: 1 Par: 0 (2017)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Efektivitas Ekstrak Daun Babadotan Sebagai Green Antiseptic untuk Pencelup Puting Sapi Perah

SUMMARY

ABSTRAK. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun babadotan sebagai bahan aktif cairan pencelup puting (teat dipping) untuk menghambat masuknya bakteri melalui puting, serta membandingkan efektifitasnya dengan povidone iodine. Dua belas ekor sapi perah laktasi penderita mastitis subklinis digunakan dalam rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan berupa teat dipping menggunakan ekstrak daun babadotan 5%, 10%, 15% dan povidone iodine 10% selama 14 hari. Tingkat peradangan kelenjar ambing diketahui dari penjumlahan skor California mastitis test (CMT) dari keempat puting sapi. Hasil penelitian menunjukan penurunan rata-rata total koloni bakteri dalam susu yang sangat signifikan (P<0.01) dari 6,1-7,3 log cfu/ml sebelum pencelupan menjadi 4,4-6,0 log cfu/ml sesudah pencelupan. Tidak ada perbedaan efektifitas sebagai antibakteri antara ekstrak daun babadotan dan povidone iodine dalam menurunkan total koloni bakteri dalam susu. Terjadi penurunan tingkat peradangan kelenjar ambing (P<0.01) dari rata-rata 6,9 sebelum teat dipping menjadi 4,2 sesudah teat dipping. Persentase penurunan tingkat peradangan ambing ekstrak daun babadotan lebih tinggi (P<0.05) dari povidone iodine. pH susu setelah dipping lebih rendah (P<0,05) dari pH susu sebelum dipping. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan ekstrak daun babadotan dapat digunakan sebagai alternative antiseptik yang bertindak sebagai anti bakteri dan anti inflamasi dengan konsentrasi terbaik 5% ekstrak. (Effectiveness of Ageratum conyzoides leaves extract as green antiseptic for teat dipping practices in dairy cow) ABSTRACT. The research was conducted to determine the effectiveness babadotan leaf extract (BLE) as an active ingredient of antiseptic teat dip for inhibiting the entry of bacteria through the nipple, and to compare its effectiveness with synthetic antiseptic povidone iodine(PI). Twelve lactating dairycows suffering from subclinical mastitis were used in a completely randomized design. Teat dipping use 5%, 10% and 15% of BLE and PI 10% for 14 days. The result show average total bacterial colonies in milk was reduced significantly (P<0.01) from 6,1-7,3log cfu/ml at before dipping to 4,4-6,0 log cfu/ml after dipping. There are no differences between BLE and PI in reducing total bacterial colonies. A decline in the level of the mammary glands inflammation (P<0.01) from an average at before teat dipping 6.9 to 4.2 after teat dipping. Compared with PI, the percentage decrease in the level of mammary gland’s inflammation of cows using BLE antiseptic is significantly higher (P<0.05). Milk pH at after teat dipping practices is lower (P<0.05) than before dipping. In conclusion, BLE can be used as an alternativeantiseptic due to its effectiveness as antibacterial and anti-inflammatory. The recommendation concentration of the babadotan antiseptic is 5% of extract.

 Articles related

Eka Kusuma,Agus Oman Sudrajat,Harton Arfah,Alimuddin Alimuddin    

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas suplementasi ekstrak serbuk sari pinus melalui pakan terhadap maskulinisasi dan kinerja reproduksi ikan gapi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perla... see more


Ruddy Suwandi,Roni Nugraha,Wina Novila    

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari efektivitas dan menentukan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava var. pyrifera) dalam menghambat laju ekskresi ikan nila (Oreochromis niloticus) selama transportasi sistem basah. Ekstrak daun jambu ... see more


Mahpudin Mahpudin,Fajar Wahyono,Dian Wahyu Harjanti    

ABSTRAK. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun babadotan sebagai bahan aktif cairan pencelup puting (teat dipping) untuk menghambat masuknya bakteri melalui puting, serta membandingkan efektifitasnya dengan povidone iodine. Dua b... see more

Revista: Jurnal Agripet

Wafiatul Fitriyah, Sang Ketut Sudirga, Ni Made Gari    

Anthracnose is a disease which is often found attacking plants. This disease can cause dieback or leaf tip damage of mature plants then followed by infection in the fruits, Consequently, this can result in the decrease of productivity. One of the causes ... see more


Silviana Febrionita Meiskia Agung, Sang Ketut Sudirga, Anak Agung Ketut Darmadi    

Jenis Colletotrichum acutatum merupakan jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman budidaya, salah satunya tanaman cabai. Pengendalian penyakit antraknosa umumnya menggunakan pestisida sintetis. Penggunaan pestisida sintetis secara terus men... see more