Home  /  Jurnal Agripet  /  Vol: 19 Núm: 2 Par: 0 (2019)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Hubungan Kadar Progesteron pada Fase Awal Luteal dengan Kematian Embrio pada Sapi Aceh

SUMMARY

ABSTRAK.  Progesteron merupakan hormon yang berperan penting dalam proses pemeliharaan kebuntingan dan dihasilkan oleh corpus luteum. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kadar hormon progesteron pada fase awal luteal dengan kematian embrio pada sapi Aceh. Dalam penelitian ini digunakan empat ekor sapi betina dewasa berumur 3-5 tahun, bobot badan 150-250 kg, sehat secara klinis, dan memiliki reproduksi normal. Sapi disinkronisasi menggunakan 5 ml prostaglandin F2 alfa (PGF2a) dengan pola penyuntikan ganda berinterval 11 hari. Koleksi sampel darah untuk pengukuran konsentrasi progesteron dilakukan pada hari ke-5, 6, dan 7 pasca inseminasi. Pengukuran konsentrasi progesteron dilakukan menggunakan metode enzymelinked-immunoassay (ELISA), pemeriksaan kebuntingan dan kematian embrio menggunakan metode transrektal ultrasonografi pada hari ke-25 pasca inseminasi. Pemeriksaan diulang setiap 10 hari sampai hari ke-55 pasca inseminasi. Puncak sekresi progesteron pada sapi bunting dengan embrio yang bertahan hidup terdapat pada hari ke-7 (2,082 ng/ml), pada sapi Late Embryonic Mortality (LEM) di hari ke-5 (8,209 ng/ml) dan pada sapi tidak bunting di hari ke-7 (3,051±1,157 ng/ml). Sekresi progesteron sapi LEM pada hari ke-5 sampai dengan ke-7 cenderung menurun sedangkan pada sapi yang bertahan hidup cenderung meningkat.  (Correlation between progesterone levels in early luteal phase and embryonic death  in Aceh cattle) ABSTRACT. Progesterone is an important hormone that functions to maintain pregnancy and is produced by the corpus luteum. The aim of this study was to see a correlation between progesterone and the incidence of embryonic death in Aceh cattle. This study used four adult female cows, 3-5 years old, 150-250 kg body weight, clinically healthy, and have a normal reproduction. The synchronized with 5 ml prostaglandin F2 alfa hormone, and double injection pattern with 11-day intervals. The blood was collected for progesterone measurements on 5th, 6th, 7th day post artificial insemination. Measurement of progesterone concentration was carried out using an enzymelinked-immunoassay (ELISA), while pregnancy and embryo mortality was performed using the trans-rectal ultrasonography method on the 25th day after insemination. The examination was repeated every 10 days until day 55th after insemination. Progesterone secretion peaks in pregnant cows were on day 7th (2.082 ng/ml), in cattle Late Embryonic Mortality (LEM) on day 5th (8.209 ng/ml) and in cattle not pregnant on day 7th (3.051±1.157 ng/ml). The pattern of LEM progesterone secretion on days 5th to 7th tends to decrease while those that survive tend to increase.

 Articles related

Erma Primanita Hayuningtyas,Didik Ariyanto,Khairul Syahputra    

Wabah penyakit koi herpes virus (KHV) di Indonesia yang terjadi sejak tahun 2002 merupakan salah satu faktor yang memicu kemerosotan produksi ikan mas budidaya. Pembentukan strain unggul ikan mas tahan KHV dapat menjadi solusi bagi permasalahan... see more


Faris Eko Wahyudi,Sucik Maylinda,Tri Eko Susilorini    

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran tubuh linier dengan bobot badan domba Texel dan Awassi. Materi penelitian adalah 35 ekor domba yang terdiri dari 20 ekor domba Texel betina umur 1-1,5 tahun dan 15 ekor domba Awas... see more

Revista: Jurnal Agripet

Dian Wijayanti Solechah,Dian Wahyu Harjanti,Rudy Hartanto    

ABSTRAK. Ukuran-ukuran ambing merupakan salah satu indikator yang menentukan produksi susu sapi perah. Morfologi ambing dapat digunakan untuk menilai produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran-ukuran ambing, pr... see more

Revista: Jurnal Agripet

Arliana Endraswati,Luthfi Djauhari Mahfudz,Teysar Adi Sarjana    

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontribusi faktor klimat di musim kemarau terhadap kondisi mikroklimat closed house periode brooder dengan panjang kandang berbeda. Unit kandang digunakan yaitu kandang ukuran panjang 60 m dan 120 m. Pengam... see more

Revista: Jurnal Agripet

Iman Hernaman,Nadia Ainunisa,Rahmat Hidayat,Ana R. Tarmidi,Tidi Dhalika,Atun Budiman,Dedi Rahmat    

ABSTRAK.  Perhitungan total digestible nutrients (TDN) dan Protein tercerna secara biologis sering­kali mengalami kesulitan sehingga dilakukan perhitungan dengan menggunakan model pendugaan. Penelitian bertujuan untuk mem­bandingkan model pendugaan ... see more

Revista: Jurnal Agripet