Home  /  Agritech  /  Vol: 35 Núm: 2 Par: 0 (2015)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Pertumbuhan Fusarium verticillioides Bio 957 dan Produksi Fumonisin B1

SUMMARY

Fusarium verticillioides was the predominant  species in producing fumonisin on agricultural products. Fumonisisn B1 (FB1) is the most abundant fumonisin in nature and the most toxic than other fumonisin. The main factors affecting the growth of   and production of fumonisin are temperature and humidity. This research aimed to assess the effect of changes in temperature and humidity on the growth of  and FB1 production on maize and soybeans medium. Maize and soybeans that have inoculated with suspension Bio 957 were incubated at 20, 30 and 40 °C with 70, 80 and 90% of humidity for 14 days. Observations of growth made by weighing the cells mass and analysis of FB1 production performed by HPLC. The results showed that the highest growth of   Bio 957 in maize and soybeans was occurred at temperature 30 °C and 90% of humidity, the cell mass weights were 904,5 and 885,5 mg per 20 g of maize and soybeans respectively. The highest concentration of FB1 in maize and soybeans were 374 and 67 pbb respectively, observed at temperature 30 °C for maize and 20 °C for soybeans, both at same humidity (90%). The results showed that   Bio 957 was able to grow well and produced the highest concentrations of FB1 in maize and soybeans at a temperature of 20 and 30 °C with 90% of humidity. At a temperature of 40 °C with 70, 80 and 90% of humidity, the growth of was not observed, therefore FB1 formation was avoided.ABSTRAKFusarium verticillioides adalah spesies  yang dominan dalam memproduksi fumonisin pada produk-produk pertanian. Fumonisin B1 (FB1) merupakan fumonisin yang paling banyak ditemukan di alam dan paling toksik dibandingkan jenis fumonisin lainnya. Faktor ekstrinsik utama yang mempengaruhi pertumbuhan  dan produksi FB1 adalah suhu dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan kelembaban terhadap pertumbuhan  Bio 957 dan produksi FB1 pada media jagung dan kedelai. Jagung dan kedelai yang telah diiinokulasi dengan suspensi   Bio 957 diinkubasi pada suhu 20, 30 dan 40 °C dengan kelembaban 70, 80 dan 90% selama 14 hari. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan penimbangan massa sel dan analisis konsentrasi FB1 dilakukan dengan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan  Bio 957 pada jagung dan kedelai paling tinggi terjadi pada suhu 30 °C dan kelembaban 90%, berat massa selnya yaitu 904,5 dan 885,5 mg per 20 g masing-masing jagung dan kedelai. Konsentrasi FB1 paling tinggi pada jagung dan kedelai masing-masing yaitu 374 dan 67 ppb, pengamatan pada suhu 30 °C pada jagung dan 20 °C pada kedelai, keduanya pada kelembaban yang sama (90%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Bio 957 mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan konsentrasi FB1 paling tinggi pada jagung dan kedelai pada suhu 20 dan 30 °C dengan kelembaban 90%. Pada suhu 40 °C dengan kelembaban 70, 80 dan 90%,  Bio 957 tidak menunjukkan adanya pertumbuhan, sehingga pembentukan FB1 dapat dihindari.

 Articles related

Aulannisa Aulannisa,Tengku Nurhidayah    

Sagu Duri merupakan jenis sagu yang paling luas penyebarannya di Kabupaten Kepulauan Meranti dan memiliki produksi pati yang tinggi. Perbanyakan tanaman sagu terkendala pada ketersediaan bibit sagu yang seragam dalam jumlah yang banyak. Hal ini dapat dia... see more


Amir Mahmud    

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh aplikasi beberapa dosis kompos Leguminosa dan pupuk daun Neo Kristalon terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan B... see more


Elda Sari Siregar,Samsinar Harahap,Fery Endang Nasution    

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Petrobio dan Beberapa Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2020 sampai bulan F... see more


Fatardho Zudri,Nin Patri Enati,Fefri Yanti DS    

Tembakau merupakan salah satu komoditi perkebunan yang diusahakan di Indonesia. Diversifikasi produk tanaman daun tembakau dapat dimanfaatkan menjadi bahan kimia dasar sebagai bahan baku pestisida, produk kosmetik dan industri farmasi. Selain dari pada i... see more


Rery Irmawati,Sudarti Sudarti,Yushardi Yushardi    

Bawang prei merupakan tanaman yang biasanya tumbuh secara baik di daerah pegunungan dan juga sangat dominan terhadap pertumbuhan bawang prei. Bawang prei juga termasuk kedalam tanaman jenis hortikultura yang memiliki dominan dan potensi besar untuk dapat... see more