ARTICLE
TITLE

KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH PENGRAJIN BATU BATA DI KELURAHAN CAMPANG RAYA KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

SUMMARY

The limited job field encourages the society to look for other alternatives by utilizing the existing environmental conditions to satisfy the needs of their families. One of the work as a brick worker. Research aims to know the socioeconomic conditions of brick workers from November- Desember 2019. This research used qualitatif descriptive methods. The respondents were bricker workers which was determined purposively amounted to 15 people. The results of this research show that bricker workers have a productive age (100%) ,the formal education is still low(67%), the average household net income per month of Rp 3.320.000,- - Rp 3.433.000,- with per-capital income per month of Rp 1.106.000,- -Rp 1.147.000,- has not fulfilled the standard UMR in Bandar Lampung city.of Rp 2.445.141,-. Qualitatively, based on perceptions, 66.7% of bricker workers said that the income they earned was still insufficient to fulfill their daily needs. The conditions and housing facilities are still inadequate.Keywords: Brick Worker, household, income AbstrakTerbatasnya lapangan pekerjaan mendorong masyarakat mencari alternatif lain dalam mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Salah satu alternatif tersebut adalah dengan menjadi buruh produksi batu bata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi social ekonomi buruh pengrajin batu bata. Penelitian dilakukan di Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung dari bulan November - Desember tahun 2019. Responden adalah buruh pengrajin batu bata yang ditentukan secara purposive berjumlah 15 Orang. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan buruh pengrajin batu berusia produktif (100%),  sebagian besar (67%) memiliki tingkat pendidikan yang rendah, dan memperoleh pendapatan bersih rata-rata sebesar Rp 3.320.000,- - Rp 3.433.000,-  per bulan dengan pendapatan per kapita per bulan sebesar 1.106.000,- -Rp 1.144.000,- dan belum memenuhi standar UMR Kota Bandar Lampung sebesar Rp 2.445.141,- Secara kualitatif, berdasarkan persepsi, 66,7 % buruh pengrajin batu bata memaknai penghasilan yang didapat masih kurang tercukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan dan fasilitas tempat tinggal masih belum tercukupi dengan baik.Kata kunci: Pendapatan, Rumahtangga, Buruh Batu Bata.

 Articles related

Yanti Dwi Astuti    

Tingginya pemanfaatan internet dan media sosial melahirkan fenomena munculnya kreativitas warganet menciptakan berbagai parody gambar (meme) untuk mengekspresikan perasaan, kondisi dan mengkritisi sebuah fenomena. Meme telah membuka jalan baru untuk meng... see more


Nur Safira Jihan Safitri    

This research focuses on how the solidarity pattern of tobacco farmer groups in Lamuk Hamlet, Temanggung Regency in increasing the role of sustainable social capital. Where in developing tobacco farming, it is necessary to strengthen groups, especially i... see more


Vanda Ningrum    

Proyeksi penduduk yang dilakukan oleh BPS dan UNDP menunjukkan bahwa pada tahun 2025 akan terjadi peningkatan jumlah penduduk usia produktif menjadi 187,6 juta. Pada kondisi terse but, rasio ketergantungan penduduk Indonesia akan berada pada posisi renda... see more


Syifa Ayyada Jannati,Dani Ramadhan,Cindy Nadya Dewi Pertiwi    

Cities with various activities have a rapid change in every part of them. This change slowly began to threaten the value of local wisdom in society. It getting worst by globalization that will change the value of society and make them individualistic in ... see more


Mahatva Yoga Adi Pradana    

Menjadi elit yang terjun ke dalam kontestasi politik membutuhkan sebuah strategi. Semua ini dilakukan dalam rangka mencari tahu pemetaan suara elit. Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya melalui survey pemetaan. Dengan menentukan indikator sampe... see more