Home  /  Jurnal Teknik ITS  /  Vol: 8 Núm: 2 Par: PP (2019)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Perancangan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu) STA 26+800 – STA 41+939 dengan Jenis Perkerasan Kaku

SUMMARY

Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu) merupakan jalan tol sepanjang 62,725 km yang melintasi daerah Cileunyi, Sumedang dan Dawuan. Jalan tol ini dibangun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Jawa Barat dan akan menghemat waktu tempuh dari 5-6 jam menjadi 1-2 jam. Jalan tol ini akan menjadi jalur alternatif jika terjadi kerusakan atau bencana alam yang memutuskan Jalan Cadas Pangeran di Sumedang. Selain itu dengan dibangunnya jalan tol ini diharapkan dapat menjadi solusi dari kemacetan yang sering terjadi di daerah Jatinangor dan Tanjungsari. Sampai saat ini tahap konstruksi masih dilakukan pada Seksi I dan II. Sedangkan untuk Seksi III-VI masih dalam tahap perencanaan dan pembebasan lahan. Jalan Tol Cisumdawu akan memberikan pelayanan yang baik, aman, nyaman dan lancar jika dalam perancangannya dilakukan sebaik mungkin berdasarkan persyaratan dan standar-standar yang ada. Perancangan jalan yang dilakukan meliputi perancangan geometrik jalan dan tebal perkerasan. Pada akhir perencanaan akan dilakukan perhitungan anggaran biaya terhadap biaya galian dan timbunan serta pekerjaan perkerasan kaku. Perancangan yang akan di bahas dalam Tugas Akhir ini adalah pada STA 26+800 sampai dengan STA 41+939 yang merupakan bagian dari Seksi II-Seksi V. Metode yang digunakan untuk merancang geometrik jalan mengacu pada Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol Tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Binamarga. Untuk perancangan tebal perkerasan mengacu pada Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2018 oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, dan untuk perencanaan sambunganya menggunakan Pd-T-14-2003 tentang Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen. Untuk perhitungan Rencana Anggaran Biaya digunakan Standar Harga Pemerintah Kota Bandung sebagai acuannya.Dari hasil perancangan yang telah dilakukan, didapatkan panjang jalan tol 15,138 km dengan 7 PI dan 16 PPV. Tebal lapisan perkerasan kaku yang dibutuhkan untuk umur rencana 40 tahun adalah 305 mm untuk lapisan pelat beton, 100 mm untuk lapis pondasi LMC, 150 mm untuk lapis drainase dan 300 mm untuk lapis pondasi dengan stabilisasi semen. Total anggaran biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 1.655.032.208.223,40,-

 Articles related

Ilham Rizky Darmawan,Catur Arif PrastyantoDOI: 10.12962/j23373539.v8i2.47262    

Jalan tol memiliki peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Jalan Tol Trans Jawa merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara, jalan tol ini membentang dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Ja... see more


Fitri Megarani,Catur Arif PrastyantoDOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46687    

Pada tahun 2016 jumlah kependudukan di Kabupaten Sumenep sebanyak 1,076 juta jiwa meningkat hingga mencapai 1,081 juta jiwa pada tahun 2017. Hal ini beriringan dengan meningkatnya kepadatan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Sumenep. Dengan meningkatn... see more


Alir Ahmad Nafis,Cahya BuanaDOI: 10.12962/j23373539.v11i2.84878    

Jalan merupakan prasarana yang memiliki peranan penting sebagai penghubung suatu daerah dan juga sebagai penggerak perekonomian masyarakat. jalan mempunyai peranan penting dalam terciptanya pemerataan pembangunan di Indonesia. Di daerah industri seperti ... see more


Ilham Alfin Azzumardi,Yanto Budisusanto,Yuwono YuwonoDOI: 10.12962/j23373539.v11i1.81850    

Pembangunan jalan raya selalu berhubungan erat dengan kegiatan survei topografi, pengerasan jalan raya, serta perhitungan volume untuk galian, dan timbunan material. Bentuk volume tanah galian dan timbunan digambarkan dalam sebuah profil sesuai dengan re... see more


Muhammad Farid Nurul Iman,Hidajat Sugihardjo,Ananta Sigit SidhartaDOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1084    

Timbunan jalan pendekat jembatan (oprit) adalah segmen yang menghubungkan konstruksi perkerasan dengan abutmen, yang harus didesain sehingga aman terhadap kekuatan dan kestabilan abutmen. Akibat beban seismik pada jembatan nirsambungan, kontribusi tanah ... see more