Home  /  Sari Pediatri  /  Vol: 23 Núm: 1 Par: 0 (2021)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Infeksi Susunan Saraf Pusat pada Anak: Sebuah Studi Potong Lintang Deskriptif Selama Lima Tahun

SUMMARY

Latar belakang. Infeksi susunan saraf pusast memiliki morbiditas dan mortalitas apabila tidak ditangani secara tepat. Penanganan yang tidak sesuai juga berisiko tinggi untuk menimbulkan kecacatan pada kemudian hari. Tipe-tipe infeksi susunan saraf pusat dapat berupa meningitis, ensefalitis dan meningoensefalitis yang memiliki etiologi dan manifestasi klinis yang beragam.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik klinis pada setiap infeksi sistem saraf pusat baik dari segi manifestasi klinis, radiologis, serta terapi pada setiap pasien.Metode. Anak berusia 0-18 tahun yang didiagnosis meningitis, ensefalitis dan meningoensefalitis dari Januari 2015 hingga September 2019 diinklusikan pada studi potong lintang ini. Data diambil melalui rekam medis.Hasil. Terdapat 45 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan laki-laki mendominasi pada studi ini (57,8%). Meningitis ditemukan pada 37,8% pasien, ensefalitis pada 22,2% pasien, dan meningoensefalitis pada 40% pasien. Tuberkulosis menjadi etiologi tersering yang ditemukan pada studi ini sebesar 71,1%. Median durasi rawat inap terpanjang ditemukan pada pasien dengan meningoensefalitis (15,5 hari) dan kortikosteroid merupakan pengobatan yang sering digunakan untuk mengatasi infeksi susunan saraf pusat.Kesimpulan. Infeksi SSP lebih sering terjadi pada anak di bawah <5 tahun. Sebagian besar anak-anak datang dengan penurunan kesadaran akut dan TB masih merupakan penyebab utama dari infeksi SSP. Pasien dengan meningitis TB atau meningoensefalitis TB datang dengan derajat MRC 2-3 yang berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas tinggi sehingga diagnosis dan tatalaksana yang tepat diperlukan oleh para klinisi untuk memperbaiki luaran pasien.

 Articles related

Alfi Maido Alius,Yusri Dianne Jurnalis,Finny Fitry Yani    

Latar belakang. Kolostrum susu sapi atau Bovine colostrum mengandung berbagai growth factor dan immune factor, salah satunya secretory IgA (sIgA) yang dengan jumlah signifikan dapat menghalangi adhesi patogen ke membrane mukosa dan menghambat kolonisasi ... see more

Revista: Sari Pediatri

Bernie Endyarni Medise,Sreshta Mukhi,Angga Wirahmadi,Hartono Gunardi,Soedjatmiko Soedjatmiko    

Latar belakang. Kasus pertama pasien COVID-19 di Indonesia dilaporkan pada bulan Maret 2020. Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar termasuk penutupan sekolah tatap muka serta mengeluarkan protokol kesehatan untuk diterapkan oleh masya... see more

Revista: Sari Pediatri

Edi Hartoyo,Debbie Rose Komala Hadi    

Latar belakang. Mayoritas COVID-19 pada anak memiliki luaran klinis yang baik, tetapi angka mortalitas COVID-19 di Indonesia tergolong tinggi. Identifikasi pasien dengan risiko mortalitas penting dilakukan sedini mungkin untuk mencegah luaran klinis... see more

Revista: Sari Pediatri

Reta Aulia Septyani,Pudji Lestari,Ahmad Suryawan    

Latar belakang. Anak-anak yang menggunakan gawai terlalu sering dan lama dapat menyebabkan anak menjadi malas untuk berinteraksi dengan keluarga maupun teman sebayanya sehingga dapat memengaruhi kontak sosial dan komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan per... see more

Revista: Sari Pediatri

Sri Priyantini,Riris Purbaningrum,Laili R Issanti,Meidona Nurul Milla    

Latar belakang. Air susu ibu (ASI) berperan penting dalam sistem kekebalan innate bayi baru lahir. Kolostrum telah diketahui mengandung antibodi terbesar yaitu sIgA yang berasal dari Entero-broncho-Mammary Pathway. Sekretori IgA kolostrum merupakan imuno... see more

Revista: Sari Pediatri