Home  /  Madania  /  Vol: 25 Núm: 1 Par: 0 (2021)  /  Article
ARTICLE
TITLE

False Hadith, Identity, and Contestation of Thought: The Analysis of Hadith on the Division of Muhammad's Ummah in the Historical Dimension

SUMMARY

This study positioning false hadiths (mawdhû‘) as historical documents and historical data, not just past information, which is considered wrong and must be avoided. The hadith used as the object of study was the Prophet’s words, “All will go to heaven except the al-Zanâdiqa group.” The main issue that we want to explore is what matters behind the hadith’s emergence. Using a historical approach, normative analysis, and historical, this study shows: first, that the hadith is considered a false hadith, both from its sanad and matan aspects. However, the assessment of these two aspects does not co-occur. Second, the diction of “al-Zanâdiqa,” which is interpreted with the al-Qadariyyah sect, appeared in the verbal form before the 4th century AH/10 AD as a form of resistance to the al-Qadariyyah sect. However, since the 4th century AH/10th AD, the hadith has entered into various hadith literature as a form of resistance to the hadith’s existence as a false hadith. Third, in the 6th century AH/12th AD, this hadith became a new discourse, namely as an authentic hadith but without the addition of the diction of “al-Qadariyyah.” In the 10th century AH/16th AD or the 12th century AH/18th AD, and in the 14th century AH/20th AD, it also appeared to the public. This finding also shows that hadith was one of the authoritative tools to corner groups considered the opposite of the mainstream, causing contestation and discourse shift. Kajian ini dimaksudkan untuk memosisikan hadis palsu sebagai dokumen dan data sejarah, tidak sekedar informasi masa lalu yang pasti salah. Hadis yang dijadikan objek kajian adalah hadis yang berbunyi “Semua akan masuk surga kecuali golongan al-Zanâdiqa.” Persoalan utama yang ingin dieksplorasi adalah peristiwa apa yang berada di balik kemunculan hadis tersebut. Dengan menggunakan pendekatan sejarah; analisis normatif dan historis, kajian ini menunjukkan: pertama, hadis tersebut dinilai sebagai hadis palsu, baik dari aspek sanad maupun matannya. Meskipun, penilaian terhadap dua aspek ini tidak terjadi secara simultan. Kedua, diksi “al-Zanâdiqa” yang ditafsirkan dengan golongan al-Qadariyyah, muncul dalam bentuk verbal sebelum abad ke 4 H/10 M sebagai bentuk resistansi terhadap golongan al-Qadariyyah. Namun, sejak abad ke 4 H/10 M, hadis tersebut sudah masuk ke dalam berbagai literatur hadis sebagai bentuk resistansi terhadap keberadaan hadis itu sebagai hadis palsu. Ketiga, pada abad ke-6 H/12 M, hadis ini menjadi diskursus baru yakni sebagai hadis sahih namun tanpa tambahan diksi “al-Qadariyyah.” Pada abad ke 10 H/16 M atau abad ke 12 H/18 M juga muncul ke khalayak. Demikian pula pada abad 14 H/20 M kembali muncul–di samping diskursus yang memang sudah eksis sebelumnya. Temuan ini juga menunjukkan, di masa itu, hadis menjadi salah satu alat yang otoritatif untuk menyudutkan golongan yang dinilai berseberangan dengan golongan arus utama; melahirkan kontestasi dan pergeseran diskursus.

 Articles related

humamurrizqi humamurrizqi humamurrizqi    

Artikel ini menjelaskan “Pemahaman Muhammad Syuhudi Ismail tentang Hadis “Mencukur Kumis dan Memelihara Jenggot dengan Pendektan Antropologi dalam Buku Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstualâ€. Salah satu contohnya penelitian hadisnya dengan menggu... see more


Mukhamad Hamid Samiaji, Mar'atus Salamah    

Abstrak: Dalam agama islam diajarkan bahwa setiap umat islam diperintahkan untuk saling menyayangi, namun kasih sayang dalam konteks ini bukan hanya kasih sayang kepada sesama manusia melainkan kasih sayang sesama mahkluk hidup lainnya seperti binatang d... see more


Zainuddin Zainuddin    

Artikel ini akan membahas kajian hadist dalam pandangan sunni dan syiah. Hasil analisis menyimpulkan bagi kelompok Syi'ah hadis bukan yang bersumber dari Nabi SAW, akan tetapi juga meliputi segala sesuatu yang bersumber dari Imam dua belas.  Hal ini... see more


Ahmad Zarkasyi, Abdul Halim    

Artikel ini membahas derajat Hadis tentang orang buta yang bertawassul dengan Nabi. Uji otentisitas Hadis tentang orang buta yang bertawassul dengan Nabi ini dilakukan dengan menggunakan metode content analysis. Dilihat dari segi sanadnya, seluruh periwa... see more


Ana Cahayani Fatimah    

Artikel ini mengkaji sanad dan matan hadis melalui periwayatan Abu Dawud, ditemukan bahwa kualitas hadis dilihat dari segi sanad dan matannya berkualitas shahih. dan Secara dalil orang iman itu adalah bersaudara, olehnya itu kerukunan dan dan kekompakan ... see more