ARTICLE
TITLE

INDEKS MASSA TUBUH IBU PRA HAMIL SEBAGAI FAKTOR RISIKO PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DI KELURAHAN KEBON KELAPA DAN CIWARINGIN, KECAMATAN BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR

SUMMARY

Seribu hari pertama kehidupan sejak dalam kandungan sampai anak umur 2 tahun menentukan kualitas anak ketika dewasa. Pertambahan berat badan ibu selama hamil merupakan indikator status gizi ibu hamil yang paling baik dibandingkan ukuran fisik lainnya. Informasi faktor yang berpengaruh pada pertambahan berat badan selama kehamilan menjadi sangat penting bagi terjaminnya kualitas outcome kehamilan. Studi kohor prospektif pada ibu hamil telah dilakukan sejak tahun 2012 di kelurahan Kebon Kelapa dan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Sebanyak 201 ibu hamil, 94 diantaranya telah melahirkan dengan umur kehamilan > 37 minggu. Data yang dikumpulkan pada awal penelitian adalah data sosial ekonomi rumah tangga dan riwayat obstetri ibu. Data antropometri, konsumsi energi dan zat gizi, serta morbiditas dikumpulkan setiap bulan. Data status anemia ibu dikumpulkan sekali pada trimester kedua. Pertambahan berat badan ibu hamil 9,9 kg, lebih rendah dari anjuran IOM 2009 untuk ibu hamil dengan rerata IMT 23,4 kg/m2 dianjurkan pertambahan berat badannya 12,5 kg. Indeks Massa Tubuh ibu pra hamil merupakan faktor risiko paling berpengaruh pada pertambahan berat badan ibu hamil (RR=2,6), yang artinya ibu yang IMT pra hamil < 18,5 kg/m2 berisiko terjadinya pertambahan berat badan selama hamil < 9,9 kg dibanding ibu dengan IMT pra hamil = 18,5 kg/m2. Defisit pertambahan berat badan terutama terjadi pada trimester kedua, dengan selisih pertambahan berat badan pada ibu dengan faktor risiko IMT pra hamil < 45 kg sebesar 2,1 kg dibandingkan ibu dengan IMT pra hamil = 45 kg yaitu 1,2 kg. IMT ibu pra hamil merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh pada pertambahan berat badan ibu hamil, dan defisit terbesar terjadi pada trimester kedua. Ibu hamil yang memulai kehamilan dengan IMT pra hamil < 18,5 kg/m2 perlu di monitor oleh petugas kesehatan setempat agar risiko terhadap outcome kehamilan dapat dicegah sedini mungkin. Intervensi yang tepat diperlukan sejak awal kehamilan dan bila ada keterbatasan dana dapat difokuskan mulai minggu ke dua belas.

 Articles related

Helper Sahat P. Manalu,Rachmalina S. Prasodjo,Kasnodihardjo KasnodihardjoPERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP KEBERADAAN BIDAN DI DESA    

The inclined rate of infant mortality and maternal mortality in Indonesia has urged the Government to conduct various efforts to reduce Infant Mortality and Maternal Mortality. One of the Ministry of Health Program is placing midwives in Villages. Accord... see more


Felly P. Senewe,Ch. Kristanti,Dina BisaraSTATUS KESEHATAN IBU HAMIL DI KOTA BEKASI    

Women reproductive health is too important to put into consideration because of its health problem related to high risk age group that has great contribution in conducting. The woman health status. Maternal mortality rate in Indonesia is still high. Ther... see more


Moch. Abdul Mukid,Triastuti Wuryandari,Desy Ratnaningrum,Restu Sri Rahayu Views: 437 | | Language: EN | DOI: 10.14710/medstat.8.2.111-120    

s-

Revista: MEDIA STATISTIKA

Dwi Septiawati,Laila Fitria,Ririn A Wulandari,Zahra Zahra,Ani Nidia ListiantiDOI : 10.22435/jek.v16i1.6858.36-45    

Nitrogen dioxide (NO2) becomes one of primary variables in several studies to determine its effect on the occurence of Infants with Low Birth Weight (LBW). This study aimed to analyze the association of NO2 exposures in ambient air with the occurrence of... see more


Kasnodihardjo KasnodihardjoNILAI ANAK DALAM KELUARGA DAN UPAYA PEMELIHARAAN KESEHATANNYA (SUATU STUDI ETNOGRAFI DI DESA GADINGSARI, KABUPATEN BANTUL)    

Artikel ini menggambarkan nilai anak dalam keluarga yang mendasari sikap dan perilaku orangtua dalam pemeliharaan kesehatan anak yang mereka miliki. Data diambil dari hasil penelitian tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) menggunakan pendekatan etnografi ... see more