Home  /  Maha Widya Duta  /  Vol: 3 Núm: 1 Par: 0 (2019)  /  Article
ARTICLE
TITLE

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA PENGLIPURAN SEBAGAI IMPLEMENTASI DESA WISATA TRADISIONAL

SUMMARY

This article examines the history of the Gambur Anglayang State Temple in terms of Pluralism and religious tourism. The research was conducted in Kubutambahan village, district of Kubutambahan, Buleleng, Bali. Search informants determined by purposive sampling. Determination informant begins with determining the key informants, and then developed using a chain with sampling. This technique called snowball technique. For data analysis, among others: (1) the determination of the informant, (2) collecting data, (3) the validity of the data, (4) data analysis, ( 5) conclusions / verification. Negara Gambur Anglayang temple established in 1260 or the 13th century by people around Kuta Banding beach in the reign of King Bhatara Parameswara (2) The structure of Negara Gambur Anglayang temple consists of three pages or mandala the part is Nista Mandala (outside), Madya Mandala (middle side), and Utama Mandala (inside). Vertically shrine at Negara Gambur Anglayang temple refers to the concept that consists Triangga (feet, body, and head) that apply in the Negara Gambur Anglayang temple. It is shown from the pelingih-pelinggih line that represents different religions and ethnicities. For example Bhatara Ratu Gede Siwa Rambut Sedana, Bhatara Sri Dwijendra Ratu Agung Dalem Makkah (Islam), Ratu Agung Syahbandar (China) are Dewa Pabean (Pelabuhan), Ratu Agung Melayu (ethnic Malays), and Ratu Bagus Nganten (Ratu Bagus Sundawan) from Sundanese West Java.Keywords: Pura, Tourism, Pluralism

 Articles related

Aisha Maharani Puspita,Ema UmiliaDOI: 10.12962/j23373539.v10i2.66119    

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2018, Indonesia memiliki jumlah desa wisata sebanyak 1.734 dari total 83.931 desa. Desa wisata merupakan tren pengembangan alternatif desa pada satu dasawarsa terakhir karena memiliki daya pikat yang baik... see more


Siti Malaiha Dewi    

Tulisan ini diawali ketertarikan penulis terhadap fenomena banyaknya pernikahan dini yang terjadi di dusun Ploso Kerep salah satu wilayah Desa Prawoto yang berbeda dari daerah lain, antara lain soal motif dan dampak. Jika di tempat lain umumnya disebabka... see more


I Putu Jiwandana Winata,Hertiari IdajatiDOI: 10.12962/j23373539.v8i2.48910    

Desa Wisata Kamasan memiliki daya tarik utama berupa daya tarik wisata budaya seperti lukisan gaya kamasan, kerajinan seni logam dan kerajinan tenun. Selain itu terdapat beberapa komunitas lokal yang terbagi atas jenis pekerjaan yang sudah ada di dalam p... see more


Rizki Nur Thoyibah,Adjie PamungkasDOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55775    

Banjir di Desa Centini akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo terjadi setiap tahun. Kondisi alur Sungai Bengawan Solo yang yang berubah-ubah menyebabkan terendamnya bangunan permukiman di lahan milik warga dan mengakibatkan dampak kerugian bagi masyarakat... see more


Ety Rahayu; Agus Suroso    

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses perencanaan partisipatif pembangunan desa pejengkolan tahun 2019 –2025. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif –deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses perencanaan pembangunan... see more