Home  /  Totobuang  /  Vol: 6 Núm: 2 Par: 0 (2018)  /  Article
ARTICLE
TITLE

NILAI BUDAYA SUKU BAJO SAMPELA DALAM FILM THE MIRROR NEVER LIES KARYA KAMILA ANDINI [The Cultural Values of The Bajo Sampela Ethnic Group in The Mirror Never Lies Film by Kamila Andini]

SUMMARY

This study aims to describe cultural values of the Bajo Sampela Ethnic Group in The Mirror Never Lies film by Kamila Andini. This research is a qualitative research. Data is collected using the audio visual method, namely by seing and hearing an object from the pictures and sound. While, the data collection technique used the tecnique to see and note. The data were analyzed descriptively according to the theory of classification of cultural values by Koentjaraningrat. The results of the study indicate that cultural values of the Bajo Sampela Ethnic Group in The Mirror Never Liesfilm by Kamila Andini covering: (1) system of belief, the SBS community still trusted the sandro (the shaman); (2) system of knowledge, covering knowledge of nature, plants, animals, the nature and behavior of fellow humans, space and time; (3) system of technology, including production equipment, containers/places, weapons, food and beverages, clothing, shelter or houses, transportation equipment; (4) system of society, SBS is very upholding togetherness, helping each other, and entertaining each other; (5) system of livelihood, SBS cultivates seaweed (gelatin), fishes and sells it within SBS community or in the market; (6) language, Bajo and Bahasa Indonesia are used among the SBS community; (7) art, SBS has sound and dance arts.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya Suku Bajo Sampela (SBS) dalam film The Mirror Never Lies karya Kamila Andini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode audio visual, yakni dengan melihat dan mendengar suatu objek dari gambar dan suara. Sementara itu, teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Data dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori penggolongan nilai kebudayaan Koentjaraningrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya suku Bajo Sampela dalam film The Mirror Never Lies karya Kamila Andini meliputi (1) sistem kepercayaan,  masyarakat SBS masih mempercayai sandro (dukun); (2) sistem pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang alam, tumbuhan, binatang, sifat dan tingkah laku sesama manusia, ruang dan waktu; (3) sistem teknologi, meliputi alat-alat produksi, wadah/tempat, senjata, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung atau rumah, dan alat transportasi. (4) sistem kemasyarakatan, SBS sangat menjunjung kebersamaan, saling tolong menolong, dan saling menghibur. (5) sistem mata pencaharian, SBS membudidaya rumput laut (agar-agar), mencari ikan, dan menjualnya di lingkungan SBS atau di pasar; (6) bahasa, SBS saat berinteraksi menggunakan bahasa Bajo dan bahasa Indonesia; (7) kesenian, SBS mempunyai seni suara dan tarian.

 Articles related

Anggia Astuti,Suhari Suhari,Arista Maisyaroh,Musviro Musviro,Eko Prasetya    

Perubahan trend wisata di kalangan masyarakat secara luas tidak hanya menjadi hiburan tetapi bagaimana membuat mereka menjadi teredukasi dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Pilihan desa wisata menjadi pelopor untuk perubahan gaya hidup sehat, de... see more


Helmina Kastanya    

The folklore of Air Tukang is one of the Maluku folktales categorized as a myth. This story was  interesting and had been made into a written manuscrip by Evi Olivia Kumbangsila as literacy material for children at the junior high school and publish... see more

Revista: Totobuang

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari    

Rapid modernization may step the local culture down unwittingly. Without a strong defense, that local culture will be eroded and disappeared sooner or later. The efforts are needed to keep the local culture and make it more recognizable to the world. It ... see more


Lia Nuralia,Iim Imadudin    

Perkebunan Sedep di Bandung Jawa Barat masih mempertahankan bangunan lama dan artefak perkebunan zaman Belanda, yaitu Rumah Administratur, bekas Rumah Bilyar, Prasasti dan Meja Bilyar. Artefak perkebunan tersebut menjadi simbol kuasa yang memiliki nilai-... see more


Abdul Karim Tawaulu    

Oral literature in the midst of human civilization cannot be rejected because it is part of a social reality, especially for traditional communities. Social reality then turns into a set of bounded values and becomes local cognition of society that is ca... see more

Revista: Totobuang