SUMMARY
Sistem proteksi jaringan kelistrikan di Bandar Udara Internasional Kualanamu sangat dibutuhkan. Tujuan proteksi selain untuk menjaga keandalan dan stabilitas system tenaga listrik juga berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan, mencegah kerusakan peralatan (peralatan & jaringan), pengaman terhadap manusia dan meminimumkan daerah padam bila terjadi gangguan pada sistem. Gangguan hubung singkat di sistem tenaga listrik yang dapat mengakibatkan pemadaman berdampak terganggunya operasi keselamatan penerbangan, pelayanan kepada penumpang, operasional dan kerja peralatan di Bandara Kualanamu. Setelan pengaman atau proteksi didasarkan pada karakteristik proteksi yang dipasang pada sistem distribusi, berpengaruh sekali pada waktu kerja, dari daerah pengamanan proteksi bila ada kegagalan pada proteksi utamanya. Dari sini akan dibahas bagaimana cara menentukan setting relai arus lebih terhadap gangguan arus lebih yang kemungkinan terjadinya karena gangguan hubung singkat. Untuk mempermudah perhitungan analisa gangguan, maka disimulasikan menggunakan software Electric Transient and Analysis Program (ETAP) Power Station 12.6. Relai proteksi yang digunakan dan di setting adalah relai arus lebih yang ada di Sub Station Jaringan Tegangan Menengah Bandara Kualanamu. Relai ini berfungsi memproteksi arus gangguan terhadap fasa-tanah, fasa-fasa, fasa-fasa tanah dan 3 fasa. Setting relai proteksi mengacu pada ketentuan yang berlaku di PLN yaitu untuk waktu pemutusan gangguan jaringan 20 kV di Gardu Induk mulai saat terjadi gangguan hingga padamnya busur – listrik oleh terbukanya Pemutus Tenaga (PMT) penyulang adalah : untuk gangguan singkat Fasa-fasa/3fasa, harus kurang dari atau sama dengan 400 milidetik dan untuk gangguan hubung singkat fasa-tanah NGR 12 ? waktu pemutusan maksimum 500 milidetik, NGR 40 ? waktu pemutusan maksimum 1000 milidetik.