ARTICLE
TITLE

PENGARUH BUSANA TERHADAP GERAKAN TARI OLEG TAMULILINGAN

SUMMARY

Tari Oleg Tamulilingan merupakan  salah satu warisan nusantara yang muncul di pulau Bali pada tahun 1950-an. Tari ini eksis sampai sekarang karena balutan busananya yang menarik sehingga beberapa teba gerak dipengaruhi oleh balutan busana tersebut, yang memberikan kesan feminim dan maskulin. Kain yang menjulur ke belakang di sela-sela kaki kanan dan kaki kiri, rambut panjang yang berjuntai ke bawah, oncer yang bergelayut di pinggang sebelah kanan dan sebelah kiri, memberikan kesan lemah gemulainya gerakan tari.  Langkah kaki untuk bisa berjalan napak dengan tempo yang pelan dan berjalan jinjit dengan tempo yang cepat sangat dipengaruhi oleh disain kain yang menjulur ke belakang sepanjang 1 meter yang melewati di antara kaki kanan dan kaki kiri.Tari ini menggambarkan percintaan sepasang kumbang yang sedang mengisap sari atau bunga. Sepasang penari putra dan putri merealisasikan tari ini dengan balutan busana yang indah dan gerakan-gerakan yang menarik. Kedinamisan gerak dari sepasang penari  ini juga bisa dilihat dari tempo yang dimainkan seperti cepat, sedang, dan lambat. Tari ini selalu tampil di hotel-hotel atau di beberapa tempat pariwisata yang ada di Bali untuk menghibur wisatawan dan wisatawati yang berkunjung ke Bali. Oleg Tamulilingan dance is one of Indonesian archipelago heritages, which originated in Bali Island in the 1950-s. The dance has been existing up to this present. The dancers wear alluring costumes and the costumes influence the dancers’ dance movement, either feminine or masculine movement. The cloth extending backward between right and left feet, long hair elongating downward, oncer slinging round the right and left waists, giving its suave dance movement. The footsteps to walk on sole in a slow tempo and on tiptoe in a quick tempo is really influenced by cloth design extending backward of 1 meter long between the right and left feet. This dance portrays a love romance between a couple of bees, which were sucking nectars. A couple of male and female dancers communicate this dance by their appealing costumes and movement. The dynamic movement of the dancers could also be noticed from its tempo. This dance is always performed in hotels and several tourism sites in Bali to entertain visitors to Bali.

 Articles related

Rayi Hendra Puspita    

Persaingan di dunia kerja semakin ketat, sehingga angka pengangguran yang berasal dari lulusan sekolah formal di Indonesia cukup tinggi. Untuk dapat bertahan dalam persaingan dibutuhkan keterampilan tambahan. Keterampilan tersebut berupa keterampilan hid... see more


Mira Hastin    

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh media realia terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X SMK N 3 Sungai Penuh Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan  populasi adalah seluruh... see more

Revista: Pelangi

Hariana Hariana,G.R. Lono Lastoro Simatupang,Timbul Haryono,SP. Gustami    

Adat perkawinan bagi masyarakat Gorontalo merupakan peristiwa penting dan mengandung nilai-nilai budaya, di antaranya dicerminkan pada busana pengantinnya. Objek kajian penelitian ini adalah busana pengantin perempuan masyarakat Gorontalo. Fenomena perke... see more



Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani    

Leko merupakan salah satu kesenian yang terdapat pada beberapa wilayah di Bali, salah satunya di Kabupaten Jembrana. Leko yang ada di Jembrana merupakan sebuah tari balih-balihan (hiburan) yang memiliki kekhasan tersendiri yakni penari dijaga oleh seoran... see more