ARTICLE
TITLE

Konflik Agama dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari DOI : 10.26499/jentera.v7i2.683

SUMMARY

Abstrak: Karya sastra dapat dijadikan sumber informasi  tentang kebudayaan masyarakat tertentu. Melalui berbagai peristiwa yang diciptakan tokoh, kita dapat merasakan  dan meresapi pikiran tokoh-tokoh tentang berbagai persoalan manusia. Gambaran yang ditampilkan dalam novel Indonesia salah satunya ialah pemahaman keberagamaan yang menimbulkan potensi konflik dengan kekerasan. Novel yang menampilkan hal itu ialah Maryam karya Okky Madasari. Novel ini menampilkan konflik agama terkait kedatangan  rasul yang baru. Tokoh Maryam pada novel Maryam terlahir sebagai jemaah Ahmadiyah yang selama ini dianggap menyimpang dan sesat oleh masyarakat karena, mengakui rasul lain setelah Muhammad SAW. Selain itu, kelompoknya dianggap ekslusif oleh orang-orang kampung serta masyarakat lainnya.  Akibatnya,  ia dan keluarganya mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan sehingga, terusir dari kampungnya.  Penelitian ini menggunakan teori Sosiologi Sastra ini  untuk mengetahui pola-pola, proses atau tahapan, dan resolusi konflik keberagamaan. Selain itu, penggunaan teks sastra dalam penelitian ini merupakan alternatif dalam penelitian dalam konflik keagamaan. Untuk itu  penelitian ini  juga untuk mengetahui makna secara menyeluruh terhadap novel  yang mendapat hadiah Khatulistiwa Award pada 2012. Kata Kunci : konflik keagamaan, novel Maryam,  Okky Madasari, Ahmadiyah Abstract: Literary works can be a source of information about the culture of a particular society. Through the various events created by the characters, we can feel and perceive the minds of the characters about human problems. The picture presented in the Indonesian novel is one of them is a religious understanding that raises the potential for conflict with violence. The novel featuring it is Maryam by Okky Madasari. This novel presents a religious conflict related to the coming of the new apostle. Maryam's character in the novel Maryam was born as an Ahmadiyah congregation that has been considered deviant and perverted by society because, recognize other apostles after Muhammad SAW. In addition, the group is considered exclusive by the villagers as well as other communities. As a result, he and his family suffered unpleasant treatment so, evicted from his village. This research uses Sociology Literature theory to know the patterns, processes or stages, and resolution of religious conflict. In addition, the use of literary texts in this study is an alternative in research in religious conflicts. For this study also to know the overall meaning of the novel awarded the Equator Award in 2012. Keywords: religious conflict, novel Maryam, Okky Madasari, Ahmadiyah 

 Articles related

Albertus N. Patty    

Lebih dari setengah kekerasan dan peperangan di dunia ini justru dimotivasi dan dijustifikasi oleh agama! Untuk itu, bagaimana agama dapat menjadi katalisator perdamaian di tengah kultur kekerasan dan peperangan ini? Perdamaian yang dimaksud di sini adal... see more

Revista: Refleksi

Rusi Aswidaningrum 10.26499/salingka.v14i2.156 Abstract views: 105    

AbstractThis study aims to reveal the conflict between Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah byapplying Mead’s Interactionism Symbolic Theory. By exploring three stages of symbolicinteraction which are self, self interaction, and symbolic meaning, it can be u... see more

Revista: SALINGKA

Muhammad Harfin Zuhdi    

Kearifan lokal sebagai suatu kekayaan budaya yang mengandung nilai pandangan, kebijakan, dan kearifan hidup masyarakat dalam banyak ragam variannya, seperti tercermin dalam konsep krama, sesenggak. perteke, atau lelakaq. Namun saat ini kearifan lokal mas... see more

Revista: Mabasan

Nanda Wiradhika    

This research aims to understand the cause of the conflict sara approach in sociology literature. Methods used in this research is a qualitative methodology .Analysis data was undertaken based on the concept of the cause of the conflict sara: distinction... see more


Hasbullah Hasbullah    

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk (plural) menyimpan potensi atau peluang untuk terjadinya konflik sosial. Harus diakui, pluralitas agama memang bisa menciptakan konflik. Namun, yang sering ditemukan konflik sosial yang bernuansa agama terjadi lebih ... see more