ARTICLE
TITLE

WOBBLE BOARD EXERCISE DAN ISOMETRIC EXERCISE LEBIH BAIK DARI PADA WOBBLE BOARD EXERCISE DAN CALF RAISE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN STABILITAS FUNGSIONAL ANKLE PADA CHRONIC ANKLE SPRAIN

SUMMARY

Pendahuluan: Sprain ankle kronis merupakan overstretch pada ligamen compleks lateral ankle pada gerak inversi dan plantar fleksi. Sprain ankle kronis menyebabkan instabilitas ankle, yang disertai dengan reaksi penurunan kekuatan otot ankle  karena perubahan aktivasi otot. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efektifitas wobble board exercise dan isometric exercise dengan wobble board exercise dan calf raise exercise terhadap peningkatkan stabilitas fungsional ankle pada penderita chronic ankle sprain. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan rancangan pre test and post test two group design. Dalam penelitian ini 9 responden diberikan wobble board exercise dan isometric exercise selama 6 minggu dengan frekuensi latihan 2 kali seminggu, dan 9 responden diberikan wobble board exercise dan calf raise exercise selama 6 minggu frekuensi latihan 2 kali seminggu. Alat ukur yang digunakan adalah balance error scoring system (BESS).. Hasil: Hasil analisis statistik parametrik dengan paired sample t-test, menunjukkan kedua kelompok perlakuan secara signifikan dapat meningkatkan stabilitas ankle. Rerata nilai BESS sebelum perlakuan pada Kelompok I dengan rerata 30,00±2,784 dan sesudah perlakuan dengan rerata 11,67±0,866 dengan nilai p= 0,001 (p< 0,05), dan sebelum perlakuan pada Kelompok II 31,67±3,162 dan Sesudah Perlakuan dengan nilai 16,67±2,828 dengan nilai p= 0,001 (p< 0,05). Uji rerata nilai BESS post Kelompok I dan post Kelompok II dengan Independent sample t-test diantara kedua kelompok signifikan dapat meningkatkan stabilitas ankle dengan nilai Kelompok I 11,67±0,866, dan kelompok II 16,67±2,828 dan p= 0,001 (p<0,005). Rerata selisih nilai BESS pada Kelompok I 18,33±2,398 dan pada Kelompok II 15,00±1,323 sebesar 3,33 dengan nilai p= 0,001 (p<0,005} menunjukkan adanya perbedaan dalam meningkatkan stabilitas fungsional ankle. Simpulan pada penelitian adalah wobble board exercise dan isometrick exercise lebih efektif meningkatan stabilitas fungsional ankle pada penderita chronic ankle sprain daripada wobble board exercise dan calf raise exercise.

 Articles related

Gede Parta Kinandana, I Ketut Suyasa, Wahyuddin Wahyuddin, Putu Astawa, I Made Ady Wirawan, Nyoman Mangku Karmaya    

Pendahuluan: Cervical radiculopathy merupakan suatu kondisi klinis dimana terjadinya kompresi pada akar saraf yang menyebabkan perubahan fisiologis pada jaringan saraf. Tujuan Penelitian: membuktikan upper limb neurodynamic bilateral lebih menurunkan nye... see more


Eka Oktafianti, Luh Putu Ratna Sundari, Muhammad Ali Imron, Ketut Tirtayasa, I Putu Adhiartha Griadhi, Luh Made. Indah Sri Handari Adiputra    

Latar Belakang : Osteoarthritis lutut merupakan penyakit degeneratif yang bersifat progresif, dimana menyebabkan perubahan morfologis khususnya pada tulang rawan. Penderita osteoarthritis cenderung bermasalah dengan fleksibilitas otot hamstring dikarenak... see more


Rizki Novrianti, Dewa Putu Purwa Samatra, Sugijanto Sugijanto, Luh Putu Ratna Sundari, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti, I Made Krisna Dinata    

Pendahuluan: Glenohumeral internal rotation deficit adalah suatu kondisi di mana internal rotasi bahu lebih kecil dibandingkan eksternal rotasi. Hal ini terjadi akibat adanya positional fault pada caput humerus yang mengalami antroposisi di mana posisi c... see more


I Putu Yudi Pramana Putra, M. Widnyana, Ni Luh Gita Karunia Saraswati, A. A Gede Eka Septian Utama    

Pendahuluan: Pelvic cross syndrome merupakan suatu gangguan keterbatasan musculoskeletal kompleks di mana terjadi imbalance dengan pola yang spesifik antara muscles tightness (illiopsoas dan spinal ekstensor) serta muscles weakness (abdominal dan gluteus... see more


Yuniarti N, Dewa Putu Sutjana, Muh. Ali Imron, I Nengah Sandi, Bagus Komang Satriyasa, S.Indra Lesmana    

Myofascial Trigger Point Syndrome (MTPs) adalah suatu daerah kecil yang hipersensitif yang mempengaruhi fascia otot upper trapezius. Penggunaan otot dalam posisi statis yang lama, kompresi pada otot dan mekanisme kerja yang buruk pada leher dan bahu dapa... see more