Home  /  Naditira Widya  /  Vol: 13 Núm: 2 Par: 0 (2019)  /  Article
ARTICLE
TITLE

PENTINGNYA MONUMEN DWIKORA DAN KESEJARAHANNYA (THE SIGNIFICANCE OF DWIKORA MONUMENT AND ITS HISTORY

SUMMARY

Pada saat ini jiwa patriotisme dan sifat kepahlawanan cenderung memudar, sedangkan figur dan sosok teladan mulai langka. Dengan demikian perlu kehadiran sosok pengganti yang dapat memberi nuansa peristiwa perjuangan dan kepahlawanan. Sosok berupa aspek bendawi itu dapat berupa tugu peringatan atau monumen. Monumen ini walaupun dibuat lebih kemudian diharapkan dapat mewakili semangat dan keteladanan. Melalui metode induktif dengan mengkompilasikan sumber sejarah dan bukti-bukti arkeologi yang lain, diungkapkan peristiwa dan makna masa lalu tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menggali nilai penting aspek ideologis dari tinggalan arkeologi berupa monumen Dwikora. Penelitian ini dapat membantu kita untuk mengungkapkan, menjelaskan, dan mendesain ulang peristiwa masa lalu. Di daerah perbatasan selain masalah ekonomi, ada persoalan yang tak kalah mendesak, yaitu nasionalisme. Monumen Dwikora di Nunukan, Kalimantan Utara, hampir musnah karena terdesak oleh perbedaan kepentingan, demikian pula kisah sejarahnya. Deskripsi kasus di Nunukan ini dihadirkan dalam upaya penanganan dan menakar nilai penting suatu cagar budaya.Today the soul of patriotism and the nature of heroism tends to fade, while figures and role models are becoming scarce. Thus, it is necessary to have a substitute figure that can give the nuances of the struggle and heroism. The figure in the form of material aspects can be a monument or monument. The monument although made later is expected to represent enthusiasm and example. Through the inductive method by compiling historical sources and other archeological evidence, the events and meanings of the past are revealed. This research was conducted to explore the importance of the ideological aspects of the archeological remains of the Dwikora monument. This research can help us to express, explain, and redesign past events. In border areas besides economic problems, there is a problem that is no less urgent, namely nationalism. The Dwikora monument in Nunukan, North Kalimantan, was almost destroyed because it was pressured by differences in interests, as did its historical story. A description of the case in Nunukan needs to be presented in an effort to handle and measure the importance of a cultural property. 

 Articles related

Hartatik Hartatik    

Abstrak. Terdapat dua jenis metode atau cara perolehan data dalam penelitian arkeologi, yaitu survei dan ekskavasi.Dari kedua metode tersebut, survei merupakan teknik penelitian yang paling sering digunakan oleh peneliti BalaiArkeologi Banjarmasin. Hal t... see more

Revista: Naditira Widya

Sunarningsih Sunarningsih    

Sebagai insan cendekia yang mempelajari kehidupan masa lalu, arkeolog mempunyai tanggung jawab untuk menyusun danmenyebarkan informasi yang dihasilkan dari kajiannya kepada masyarakat. Beragam cara dapat dilakukan untuk dapat membagiinformasi penting ten... see more

Revista: Naditira Widya

Nugroho Nur Susanto,Ulce Oktrivia    

. Sumur putaran adalah sebutan masyarakat untuk struktur batubata yang terletak di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar. Struktur ini diduga merupakan sebuah bangunan yang tersisa dari tambang batubara Oranje Nassau Pengaron. Penelitian yang telah dilaku... see more

Revista: Naditira Widya

sunarningsih wasita    

Situs pemukiman kuna Pulau Jangkung, Kabupaten Tabalong terletak di tepi aliran anak Sungai Tabalong, telah diteliti oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan pada tahun 2012. Keberadaan situs tersebut cukup menarik, karena letaknya yang berada di tempat y... see more

Revista: Naditira Widya

ulce oktrivia    

Tembikar dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepandaian teknologis dan aktivitas masyarakat pada masa lalu. Guna mengetahui hal tersebut, maka perlu diketahui tingkat teknologi tembikar, bentuk, dan motif hias tembikar, dan kaitan antara fungsi temb... see more

Revista: Naditira Widya