SUMMARY
Banyaknya isu lingkungan yang terjadi menyebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya kelestarian lingkungan. Hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk melakukan penerapan green supply chain management. Salah satu strategi pada green supply chain management adalah melakukan kerja sama dengan supplier yang ramah lingkungan atau green supplier. PT Warisan Eurindo merupakan salah satu perusahaan yang membutuhkan penerapan penilaian green supplier. Keperluan PT Warisan Eurindo didasarkan pada empat kondisi. Pertama, adalah kondisi dimana industri furnitur kayu di Indonesia yang menghadapi persaingan ketat di pasar global karena berkembangnya kesadaran konsumen dunia terhadap permasalahan lingkungan. Kedua, karena adanya regulasi pemerintah tentang FLEGT (Forest Law Enforcement Governance and Trade) yang mengatur tentang bagaimana perusahaan mendapatkan bahan baku kayu dengan cara yang ramah lingkungan. Ketiga, kondisi PT Warisan Eurindo yang saat ini hanya melayani pembuatan furnitur kayu yang berorientasi ekspor. Keempat, adanya kebijakan lingkungan yang ditekankan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan pengadaan bahan baku. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan bobot dari setiap kriteria dan sub-kriteria green supplier sehingga dapat dilakukan penilaian alternatif supplier yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh kriteria dan 22 sub-kriteria yang diperlukan dalam penilaian green supplier, dengan hasil Perum Perhutani ditetapkan sebagai green supplier terbaik.