SUMMARY
This study aims to explore the practice of passenger fares in Gorontalo. The approach used is Islamic ethnomethodology. The results find that the coachmen determine passenger fares based on the distance traveled, sometimes they receive less or more rate payments than they should. This practice is based on the value of willingness or in Gorontalo it is called eya dila pito-pito'o. Research contribution is the presence of an accounting concept for determining fares by a coachman based on Gorontalo's Islamic cultural values. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menelusuri praktik penentuan tarif penumpang oleh kusir bendi di Gorontalo. Pendekatan yang digunakan adalah Etnometodologi Islam. Hasil penelitian menemukan bahwa para kusir bendi menentukan tarif penumpang berdasarkan jarak tempuh, terkadang mereka menerima pembayaran tarif yang kurang dan lebih dari seharusnya diterima. Penerimaan tarif penumpang syarat dengan nilai kerelaan. Dalam kebudayaan Islam masyarakat Gorontalo nilai tersebut dikenal dengan istilah eya dila pito-pito’o. Kontribusi riset ini adalah hadirnya konsep akuntansi penentuan tarif oleh kusir bendi berbasis nilai budaya Islam Gorontalo.