Home  /  DUNAMIS  /  Vol: 8 Núm: 1 Par: 0 (2023)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Teologi Keanggotaan Gereja di Era Digital

SUMMARY

Abstract. Churches of the reformation tradition interpret church membership juridically. The question arises, what about church membership in the digital age? In the digital era, a person can become a member of another church's digital channel, besides remaining a juridical member of the original church, and can even participate in the fellowship of worship and service through the online church channel. This paper aimed to show reflectively that the church needs to interpret its existence in the digital era by revisiting its membership theology. The approach used in this research is qualitative with phenomenological methods. The findings of this study showed that the choice of human subjectivity and connectivity factors determine church membership in the digital era. In the end, it is concluded that the idea of discipleship can bring together aspects of church legitimacy and subjective human choice.Abstrak. Gereja-gereja dengan latar belakang tradisi reformasi memaknai keanggotaan gereja secara yuridis. Muncul pertanyaan, bagaimana dengan keanggotaan gereja di era digital? Di era digital seseorang bisa menjadi anggota pada channel digital gereja lain, selain tetap menjadi anggota secara yuridis dari gereja asal, bahkan dapat berpartisipasi dalam persekutuan ibadah dan pelayanan melalui channel gereja online tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan secara reflektif bahwa gereja perlu memaknai keberadaannya di era digital dengan melihat kembali teologi keanggotaannya. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan metode fenomenologi. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pilihan subjektivitas manusia dan konektivitas turut menentukan keanggotaan gereja di era digital. Pada akhirnya disimpulkan bahwa gagasan murid dapat mempertemukan aspek legitimasi gereja dan pilihan subjektif manusia.

 Articles related