SUMMARY
AbstractSpeech Actions in President Joko Widodo's Speech "Vision of Indonesia." Language is an essential factor in human life that functions as a means of communicating and exchanging information in everyday life. This shows that humans have a very close relationship with language, where language is a key for humans in their role as social beings. Humans use language in various lines where there are many variations of language use. It is not only used as a means of exchanging information. Language is also used in a political context. In this case, language is used as a means of invitation or command for a particular interest in the issue discussed in the community. In addition, language in a political context aims to form a person's identity. Therefore, this study examines the use of Ludwig Wittgenstein's second-period language game, complemented by John Langshaw Austin's perspective in President Joko Widodo's speech. The theoretical basis used in this study uses the thoughts of the philosopher Ludwig Wittgenstein II with the addition of understanding through the perspective of the philosopher John Langshaw Austin. The data analysis technique used hermeneutics. The data source was President Joko Widodo's speech taken from the YouTube site KOMPAS TV which was uploaded on July 14, 2019, with the title "Speech of the Elected President Joko Widodo: Visi Indonesia," and the video duration was twenty-three minutes and eleven seconds. In the analysis process, there is a language game in President Joko Widodo's speech with the title Visi Indonesia carried out. It can be concluded that the language game in the delivery of President Joko Widodo's speech entitled "VISION Indonesia" contains locutionary speech acts (phonetics and fatigue), illocutionary (verdicative) speech acts. Exercisive, commissive, behatitive, and expositive), and perlocutionary, the most dominant speech act found in the speech is locutionary speech acts, namely phonetic acts. This is under the subject matter in the book Philosophical Investigations (Kaelan, 2004); Wittgenstein explains that language games are a process of using words and rules for using language.Key words: Speech Act, Austin Perspective, Jokowi's SpeechAbstrakTindak Tutur dalam Pidato Presiden Joko Widodo “Visi Indonesia”. Bahasa merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia yang memiliki fungsi sebagai sarana berkomunikasi dan bertukar informasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memperlihatkan bahwa manusia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan bahasa, dimana bahasa merupakan suatu kunci manusia atas perannya sebagai makhluk sosial. Bahasa digunakan manusia dalam berbagai lini yang terdapat banyak variasi penggunaan bahasa. Tidak hanya digunakan sebagai sarana bertukar informasi, bahasa salah satunya juga digunakan dalam konteks politik. Dalam hal ini, bahasa digunakan sebagai sarana ajakan atau perintah untuk suatu kepentingan khusus dalam isu yang sedang dibahas di kalangan masyarakat. Selain itu, bahasa dalam konteks politik bertujuan untuk membentuk suatu identitas seseorang. Oleh karena itu, penelitian ini membahas penggunaan permainan bahasa (language ame) Ludwig Wittgenstein periode kedua yang dilengkapi dengan perspektif John Langshaw Austin dalam pidato presiden Joko Widodo. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pemikiran dari filsuf Ludwig Wittgenstein II dengan penambahan pemahaman melalui perspektif filsuf John Langshaw Austin. Teknik analisis data menggunakan hermeneutika. Data yang digunakan dalam penelitian ini pidato presiden Joko Widodo yang diambil melalui sumber situs YouTube KOMPAS TV yang diunggah pada tanggal 14 Juli 2019 dengan judul “Pidato Presiden Terpilih Joko Widodo: Visi Indonesia” dan durasi video dua puluh tiga menit sebelas detik. Pada proses analisis terdapat permainan bahasa pada pidato Presiden Joko Widodo dengan judul Visi Indonesia yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa permainan bahasa dalam penyampaian pidato presiden Joko Widodo yang berjudul “Visi Indonesia” ini terdapat tindak tutur lokusi (fonetik dan fatik), ilokusi (verdiktif, eksersitif, komisif, behatitif, dan ekspositif), dan perlokusi, tindak tutur yang paling dominan terdapat dalam pidato tersebut adalah tindak tutur lokusi, yaitu tindak fonetik. Hal ini sesuai dengan pokok bahasan dalam buku Philisophical Investigations (Kaelan, 2004), Wittgenstein menjelaskan bahwa permainan bahasa adalah suatu proses pemakaian kata dan aturan penggunaan bahasa.Kata-kata kunci: tindak tutur, perspektif austin, pidato jokowi