SUMMARY
Salah satu permasalahan yang terjadi di Kota Surabaya adalah kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Surabaya telah mengembangkan dan merencanakan Suroboyo Bus beserta jaringan feeder untuk mendukungnya. Upaya tersebut berpotensi untuk menjawab permasalahan yang ada apabila didukung dengan penerapan konsep integrasi angkutan umum. Konsep integrasi tersebut dapat diterapkan kepada Suroboyo Bus dan layanan feeder, di mana feeder tersebut merupakan feeder yang berbasis terminal. Untuk menciptakan konsep integrasi antara Suroboyo Bus yang optimal, diperlukan studi preferensi masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk menggali preferensi masyarakat tersebut dengan menggunakan metode Conjoint. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memlilih konsep integrasi yang meliputi desain stasiun/titik transfer yang mempermudah perpindahan ke angkutan umum, fasilitas pejalan kaki dengan prioritas kenyamanan, jaringan yang terhubung ke seluruh angkutan, penyediaan informasi rute secara elektronik, penyediaan informasi jadwal secara non-elektronik, pemberian identitas angkutan dengan dua pembeda tariff yang terintegrasi dengan Suroboyo Bus, keamaanan yang ditunjang dengan CCTV, kenyamanan yang ditunjang dari fasilitas di dalam angkutan, serta waktu tunggu maksimal 26 menit. Selain itu, penerapan konsep integrasi disarankan untuk memiliki prioritas dalam aspek desain stasiun/titik transfer, penyediaan informasi rute, dan waktu tungu.