SUMMARY
Penelitian ini memiliki 3 (tiga) latar belakang masalah, yaitu fakta keberagaman suku, ras, dan agama yang dimiliki oleh Indonesia berbanding lurus dengan tingginya potensi konflik horizontal di Indonesia, pendidikan Islam ikut bertanggung jawab atas tingginya potensi konflik dan peristiwa konflik yang telah terjadi di Indonesia melalui jalur pendidikan moderasi beragama, dan pendidikan moderasi beragama yang telah dilaksanakan di pondok pesantren menjadi model ideal yang layak untuk dikaji. Penelitian literer ini menggunakan teknik analisis konteks, sehingga mampu menginterpretasikan data literer dengan situasi kontekstual yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan moderasi beragama di pondok pesantren dibangun atas 2 (dua) landasan, yaitu landasan teologis dan landasan sosiologis yang keduanya akan mampu melahirkan dialog antara syariat Islam dengan budaya masyarakat, sehingga mampu mewujudkan sikap moderat. Secara umum, praktik baik moderasi beragama di pondok pesantren tercermin dalam 3 (tiga) hal, yaitu menjaga hubungan baik dengan warga masyarakat sekitar pondok pesantren, menjunjung tinggi nilai toleransi terhadap sesama warga sekitar pondok pesantren, dan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar pondok pesantren. Nilai-nilai pendidikan moderasi beragama yang diselenggarakan di pondok pesantren tentunya secara esensial bertujuan untuk mewujudkan karakteristik Islam Rahmatan Lil ‘Alamin melalui jalur pendidikan pesantren. Karakteristik Islam Rahmatan Lil ‘Alamin sebagai wujud dari nilai-nilai pendidikan moderasi beragama yang ditanamkan di pondok pesantren meliputi tawasuth (moderat), infitah (inklusif), tawazun (seimbang), serta musawah (kesetaraan). Keempat nilai tersebut menjadi nilai utama pendidikan moderasi beragam di pondok pesantren.