ARTICLE
TITLE

Populisme Marianus Sae Sebagai Strategi Politik dalam Pilkada Kabupaten Ngada Tahun 2015

SUMMARY

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan politik populisme Marianus Sae sebagai strategi politik pertahanan kekuasaan dalam Pilkada Kabupaten Ngada tahun 2015. Sejatinya eksekusi kebijakan yang sifatnya populis oleh pemimpin politik memberikan dampak elektoral yang positif dalam proses pemilihan kepala daerah/Pilkada. Kebijakan populis yang ditawarkan dapat dilihat sebagai instrumen strategi politik dalam upaya memperoleh dukungan politik serentak sebagai upaya mempertahankan kekuasaan. Berkaitan dengan itu, artikel ini berupaya membedah keterkaitan antara kebijakan populis terhadap strategi politik pertahanan kekuasaan. Dalam menjelaskan hal ini, peneliti memanfaatkan elaborasi populisme menurut Gidron, dan Bonikowski (2014) sebagai pisau analisis, serta menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam memperoleh data penelitian, peneliti memanfaatkan metode wawancara mendalam dan dilengkapi dengan studi kepustakaan terhadap laporan, pemberitaan media dan surat kabar berkaitan dengan obyek penelitian. Adapun hasil yang ditemukan dalam penelitian ini ialah bahwa keberhasilan Marianus Sae terpilih kembali menjadi Bupati dalam Pilkada Ngada tahun 2015, dengan persentase suara yang signifikan tidak lepas dari kuatnya figuritas dan citra Marianus Sae sebagai pemimpin populis, serta keberhasilannya menjalankan serentak mempropagandakan berbagai kebijakan dan program populis yang ditawarkan kepada masyarakat kabupaten Ngada, diantarnya; program PERAK (Pemberdayaan Ekonomi Rakyat), program JKMN (Jaminan Kesehatan Masyarakat Ngada), serta program beasiswa pendidikan. Dalam bingkai kekuasaan, eksekusi dan propaganda kebijakan populis demikian tidak lain merupakan bagian dari upaya membangun legitimasi publik sebagai bagian dari strategi politik untuk memperoleh dukungan elektoral dalam rangka mempertahankan kekuasaan. 

 Articles related

Abdul Azis 10.26858/retorika.v8i1.517 Views : 710 times    

Abstract: The Use of Vocabulary in Political Discourse as Representation of Ideology. This study aimed to describe, to give interpretation and explanations about  the use of vocabulary in po-litical discourse as a form of ideological representation.... see more

Revista: Retorika

Didik Pradjoko| View(s): 268x    

Hubungan antara karya sastra dengan peristiwa sosial dan politik yang terjadi pada suatu masa merupakan suatu keniscayaan. Pengarang novel atau cerpen adalah manusia yang hidup pada zamannya, mengalami ‘jiwa zaman’ (zeitgeist) yang langsung atau tidak la... see more


Hemafitria, Hadi Rianto    

Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan peran pembelajaran PKn sebagai wahana pendidikan politik bagi pemilih pemula dengan mengembangkan pembinaan terhadap partisipasi pemilih pemula melalui kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendek... see more


Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi    

Suatu demokrasi yang inklusif dapat dijalankan jika adanya keterwakilan dari setiap kelompok, salah satunya pemuda. Peneliti melakukan analisis untuk menelaah penguatan peranan pemuda dalam memproses sebuah peningkatan partisipasi politik yang inklusif. ... see more


Amelia Resti Wijayanti, Rendro Dhani    

‘Mata Najwa’ adalah sebuah program talk show televisi yang mampu menyedot perhatian publik karena menghadirkan narasumber terkenal dan kredibel dalam berbagai episodenya. Selain itu, Najwa Shihab yang menjadi presenter dalam diskusi politik ini juga mamp... see more