ARTICLE
TITLE

Analisis ekologi bentanglahan di Taman Nasional Baluran dan sekitarnya

SUMMARY

Taman Nasional Baluran memiliki kondisi geomorfologi dan iklim yang khas sehingga dapat membentuk sabana. Masalah yang terjadi di Taman Nasional Baluran adalah adanya perubahan penutup lahan seiring berjalannya waktu. Kondisi tersebut diikuti dengan perubahan struktur ekologi bentanglahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola penutup lahan berdasarkan aspek geomorfologi dan dinamika perubahannya di Taman Nasional Baluran. Teknik sistem informasi geografis dan penginderaan jauh digunakan untuk menginterpretasi kondisi geomorfologi dan penutup lahan. Analisis ini juga menggunakan software FRAGSTAT untuk mengkuantifikasi landscape metrics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap penutup lahan memiliki pola sesuai dengan kondisi geomorfologi. Temuan lain menunjukkan bahwa penutup lahan semak dan belukar, sabana, serta hutan lahan rendah mengalami perubahan luas secara signifikan selama tahun 1997-2019.  Fragmentasi yang terjadi pada penutup lahan di Taman Nasional Baluran, terutama sabana yang mengalami penurunan luas, turut mengancam kelestarian habitat flora dan fauna asli. Baluran National Park has unique geomorphology and climate conditions, so savannas possibly formed. The problem that happened in Baluran National Park is the land cover changes over time. The condition then followed by the change of landscape ecology structures. Therefore, this study aims to analyze land cover patterns based on geomorphological aspects and the change dynamics in Baluran National Park. Geographic information systems and remote sensing techniques were used to interpret the geomorphological and land cover condition. This analysis also used FRAGSTAT software to quantify landscape metrics. The result showed that each land cover has a pattern in accordance with geomorphological characteristics. Other findings showed that the land cover of shrubs, savannas, and lowland forests underwent significant changes during 1997-2019. The fragmentation that has occurred on Baluran National Park’s land cover, especially savannas that have decreased in area, also threatens the preservation of native flora and fauna habitats. 

 Articles related

Alfiani Dwi Astuti,Budijanto Budijanto,I Komang Astina    

This research aims to uncover the relationship between Anjala Ombong Tradition and Selayar community in a geographical perspective. This study uses a qualitative design with a geographical approach. Data collected by using in–depth interview, field obser... see more


Meilinda Suriani Harefa    

Penelitian ini bertujuan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), meningkatkan kualitas mahasiswa melakukan praktek lapangan analisa vegetasi  pada wilayah pesisir, melakukan kerjasama  Jurusan Pendidikan Geografi dengan J... see more

Revista: Jurnal Geografi

Nurhalida Yogaswara,Edhi Martono,Djaka Marwasta    

ABSTRACT This research examined the optimization of the role of young foresters in the management of Ciremai Mountain National Park (TNGC) and its implications for regional resilience (Studies in the National Park of Mount Ciremai Kuningan, West Jav... see more


Septiana Faturrohmah,Bramantyo Marjuki    

Sebagai salah satu sumberdaya pesisir, hutan mangrove memiliki fungsi sosial ekonomi, fungsi ekologis, dan fungsi fisik. Namun demikian, sebagian hutan mangrove di pesisir Kabupaten Demak berada pada kondisi rusak. Menurut data dari Dinas Kelautan dan Pe... see more


Netty Dahlah Uar,Sigit Heru Murti,Suwarno Hadisusanto    

Terumbu karang merupakan ekosistem yang kompleks, khas, dan unik yang ditandai oleh tingginya keanekaragaman jenis biota penghuninya. Hubungan antar komponen biotik dan abiotik sangat erat,  sehingga eksploitasi terhadap suatu jenis biota dapat meng... see more