SUMMARY
Fenomena terbaru saat ini adalah pengobatan tradisional berbasiskan agama. Seorang dokter dalam pengobatan tradisional merupakan seorang tokoh agama yang dipercaya memiliki kekuatan tertentu untuk memberikan pengobatan Thibbun Nabawi kepada pasiennya. Tidak sedikit yang berhasil, namun tidak sedikit pula yang mengalami persoalan dalam proses pengobatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil Pondok Pesantren Babussalam dan mengetahui motif pelaku pengobatan tradisional herbal dan agama serta pola komunikasi yang terbangun antara dokter dan pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode kuantitatif dengan statistik deskriptif. Pemilihan studi kasus difokuskan pada Pesantren Babbusalam di Kabupaten Bandung. Dengan menggunakan metode kuantitatif peneliti mendapatkan hasil yang holistik mengenai fenomena yang sedang terjadi saat ini dan pendekatan studi kasus dipilih dikarenakan banyaknya peristiwa dalam pengobatan tradisional herbal dan agama. Data primer didapatkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner terhadap pasien yang berobat, sementara data sekunder didapatkan melalui beberapa kajian terdahulu. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi empat indikator utama yang dijadikan sebagai pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner selain pertanyaan terkait profil responden, meliputi motif pengobatan islami, pengalaman berobat islami, makna berobat islami, dan pola komunikasi. Metode analisis menggunakan deskriptif berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengobatan alternatif Thibbun Nabawi merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Babussalam di Desa Ciburial, Cimenyan, Kabupaten Bandung. Citra Klinik Thibbun Nabawi dibangun oleh beberapa faktor, mencakup biaya yang murah, kesesuaian keyakinan, sumber informasi, dan rekomendasi pasien. Rekomendasi yang diberikan oleh pasien kepada para rekan, teman, dan keluarga berkontribusi bagi kelangsungan bisnis Klinik Thibbun Nabawi.