SUMMARY
Besarnya konsumsi listrik saat ini masih dipenuhi oleh listrik yang dihasilkan dari energi tak terbarukan, seperti PLTU maupun PLTD. Pabrik kelapa di Riau dapat memproduksi 6.354 ton/jam. Dari kelapa yang diolah, akan menghasilkan limbah cair sebesar 67% atau 4.190,18 ton limbah. Maka setiap harinya, pabrik kelapa di Riau menghasilkan limbah cair kelapa tua sebesar 100.564,32 ton. Limbah ini menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, diantaranya polusi asam asetat yang terjadi karena fermentasi limbah tersebut. Air kelapa tua memiliki kandungan yang dapat dimanfaatkan menjadi bioethanol, diantaranya kandungan protein, lemak, karbohidrat, gula, zat lainnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi bioetanol yang dihasilkan dari air kelapa tua untuk dimanfaatkan menjadi listrik dengan variasi campuran dexlite diantaranya E10, E30, dan E50. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui biaya investasi meliputi analisis keuntungan dan juga periode balik modal nya. Penelitian ini dilakukan dengan Metode Fermentasi dan Destilasi yang disimulasikan pada aplikasi superpro designer. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil air kelapa tua di Provinsi Riau dalam 5 tahun terakhir dapat menghasilkan rata-rata 12.707,8 liter bio etanol dan diketahui bahwa campuran E10 merupakan campuran paling optimal menghasilkan energi listrik dan potensi daya, yakni rata-rata menghasilkan energi listrik sebesar 142,5MWh dan potensi daya sebesar 6,074MW. Untuk campuran paling minimum menghasilkan energi maupun daya adalah campuran E50, yakni 123,26 MWh energi dan daya sebesar 5,13 MW. Biaya investasi reaktor bioethanol ini mencapai Rp.216.930.727.724,52 dengan potensi keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.237.847.804.709.84, dengan analisis rasio B/C 1,09 dan periode balik modal adalah 11 bulan dari operasional pabrik