ARTICLE
TITLE

Korespondensi Fonemis dalam Bahasa Sunda Dialek Bandung, Ciamis, dan Karawang DOI : 10.26499/rnh.v12i2.4663

SUMMARY

The purpose of this research is to see the similarity of Bandung, Karawang, and Ciamis dialects. The Bandung dialect was chosen as a lulugu or standard language, the Karawang dialect as a region that may have been influenced by the Betawi Malay language, and the Ciamis dialect as one of the historical centers of the Sunda kingdom during the Galuh period in 1371-1475 AD. The method used in this research is descriptive qualitative method with the data collection technique used is phenomenological document technique. Document techniques sourced from notes, books, and research data that has been done to strengthen interview data. While the phenomenological technique in question is the inventory of glosses that are determined in reality in the field. So that 6 glosses are obtained to be studied, and become 6 sets of phonemic correspondence from the 3 dialects that have been selected. The analysis shows that there are 9 phonemic correspondences with details: /l~h/, /u~a/, /s~Ø/, /a~Ø/, /b~w/, /g~k/, /au~?/, /k~Ø/, /r~Ø/. From the 9 correspondences, 3 language groups were formed, namely DB, DK+DC as group 1; DB, DC+DK as group 2; and DK, DC+DB as group 3. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk melihat kelompok dialek Bandung, Karawang, dan Ciamis. Dipilihnya dialek Bandung sebagai bahasa lulugu atau standar, dialek Karawang sebagai wilayah yang kemungkinan terpengaruhi oleh bahasa Melayu Betawi, dan dialek Ciamis sebagai salah satu  pusat sejarah kerajaan Sunda pada masa Galuh tahun 1371–1475 M. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumen fenomenologis. Teknik dokumen yang bersumber dari catatan, buku, serta data penelitian yang pernah dilakukan untuk menguatkan data wawancara. Sedangkan teknik fenomenologis yang dimaksud adalah penginventarisasian glos yang ditentukan secara nyata di lapangan. Sehingga didapatkan 6 glos yang akan diteliti, dan menjadi 6 perangkat korespondensi fonemis dari 3 dialek yang telah dipilih. Hasil analisis menunjukkan adanya 9 korespondensi fonemis dengan rincian: /l~h/, /u~a/, /s~Ø/, /a~Ø/, /b~w/, /g~k/, /au~?/, /k~Ø/, /r~Ø/. Dari 9 korespondensi tersebut, terbentuk 3 kelompok bahasa, yaitu DB, DK+DC sebagai kelompok 1; DB, DC+DK sebagai kelompok 2; dan DK, DC+DB sebagai kelompok 3.

 Articles related