SUMMARY
Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi. Kinin dan klorokuin masih merupakan obat malaria yang banyak digunakan masyarakat di dunia, namun telah mengalami resisten. Artemisinin dan derivatnya merupakan obat yang digunakan terhadap plasmodium yang resisten terhadap klorokuin. Artemisinin diperoleh dari ekstrak tanaman Artemisia Annua L. Tanaman ini berasal dari daratan China namun dapat dibudidayakan di BPTO Tawangmangu. Penetapan kadar artemisinin menggunakan metode densitometri yang telah divalidasi. Ekstraksi heksan Artemisia annua L dilakukan fraksinasi dengan menggunakan acetonitril. Fraksi acetonitril di uji dengan menggunakan KLT dengan fasa diam silica gel 60 GF254 dan eluen hexan: etil asetat (4:1) guna mengidentifikasi artemisinin. Pemisahan lebih lanjut dilakukan dengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel dan fase geraknya yaitu n-heksan: etil asetat (4:1). Eluat yang diperoleh diujikan pada plat KLT silica gel 60 GF254 menggunakan eluen yang sama dengan sebelumnya. Eluat yang mempunyai Rf sama digabung menjadi satu fraksi dan ditetapkan kadar artemisinin menggunakan densitometri beserta validasi metodenya. Hasil validasi metode menunjukkan bahwa linearitas dengan koefisien korelasi 0,998, batas deteksi 0,028mg/mL dan batas kuantitasi 0,094mg/mL dan nilai simpangan baku relatif artemisinin memenuhi persyaratan untuk presisi yaitu lebih kecil dari 2%. Hasil perolehan kembali untuk artemisinin adalah 100,08%. Kadar artemisinin dalam ekstrak heksan herba Artemisia annua L dengan metode densitometri sebesar 0,46% dan kadar artemisinin dalam herba Artemisia annua L. 0,02% Kata Kunci: Artemisinin, Artemisia annua L, ekstrak heksan daun Artemisia annua L, Densitometri. Malaria desease is still problem health people in Indonesia, because morbiditas rate is high. Kinin and Klorokuin are used by most of people in the world, but it were resistance. Artemisinin and it’s derivate are used against resistance’s plasmodium. Artemisinin is isolation from Artemisia Annua L. plant. This is Chinese original plan but is cultivated in BPTO Tawangmangu. Artemisinin content determination in heksane extract from Artemisa annua using validated densitometry method. Artemisinin extract can be obtained by soxletasi using hexane and then fractionation was done by using acetonitril. This acetonitril extract is concentrated by rotary evaporator and artemisinin detection use thin layer chromatography with silica gel 60 GF 254 and eluen hexan :etil acetate (4:1). Separation was done by colloumm chromatography with silica gel and eluen hexane : etil acetate (4:1). Eluat which is content artemisinin determinated with the same way. Eluat with same Rf is fused and determination content using validated densitometry method. The validation result showed that linieritas with correlation coefficient is 0,9998, detection limit is 0,028 mg/ml, detection quantitation limit is 0,094 mg/ml, and deviation relative at least 2%. Recovery result artemisinin is 100,08%. Artemisinin content in heksane extract from Artemisia annua L with denisitometry method is 0,0850 grm and Artemisinin content in Artemisia annua L plant is 0,02% Key words: Artemisinin, Artemisia annua L, hexane extract Artemisia annua L, Densitometry method