SUMMARY
AbstractThe problem of destruction of the ecosystem of Muria has occured for years. Unfortunately, there are no serious and effective efforts to address that problem. This ineffectivity is the result of the lacks of collaboration amongst stakeholders in managing natural and environment resources in Muria Area. Although there are initiatives from various parties, including government, universities, NGOs, and local community, those are sporadic and not integrated. Moreover, those exclude the community’s social capital for Muria forest conservation. This papers aims to draw the social capital in Rahtawu, particularly associated with forest conservation efforts in Muria. Using phenomenological approach, the writer tries to explore social capital in Rahtawu, Kudus through interviews and participant observation. The findings underline (a) social norms, trust and networks as social capital forms and (b) sedekah bumi, sambatan, not to performing wayang puppet show, and not to chopping woods as the social capital manifestation to preserve Muria ecosystem.Keywords: social capital, sedekah bumi, sambatanAbstrakPermasalahan kerusakan ekosistem Muria sudah berlangsung demikian lama, tetapi belum tampak adanya upaya penyelesaian yang berarti, berbagai upaya yang dijalankan oleh berbagai pihak terlihat masih kurang efektif. Salah satu penyebab ketidakefektifan ini adalah lemahnya kolaborasi antarpihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di kawasan Muria. Masing-masing pihak yang berwenang dan berkepentingan belum mampu bersinergi dengan baik dan masih berjalan sendiri-sendiri. Beberapa inisiatif dari beberapa pihak, baik dari instansi pemerintah, universitas, LSM maupun masyarakat bermunculan, tetapi masih bersifat sporadis dan belum terintegrasi Selain itu, inisiatif tersebut tampaknya melupakan modal sosial yang ada dalam komunitas yang peduli dengan pelestarian hutan Muria. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial yang ada di Desa Rahtawu dan bentuk modal sosial yang berkaitan dengan upaya pelestarian Hutan Muria. Melakukan pendekatan fenomenologis, penulis berusaha menggali dan mengetahui modal sosial yang ada di Desa Rahtawu, Kabupaten Kudus melalui wawancara dan p e n g a m a t a n t e r l i b a t . Hasil temuan menunjukkan bahwa: (a) terdapat modal sosial berupa norma sosial, kepercayaan dan jaringan; dan (b) bentuk modal sosial yang berhubungan dengan upaya pelestarian hutan Muria mencakup sedekah bumi, sambatan, tidak nanggap wayang, dan tidak menebang pohon sembarangan.Kata kunci: modal sosial, sedekah bumi, sambatan