SUMMARY
Dalam bulan Januari dan Februari 1973 dengan kerjasama antara Wold Health Organisation aan Departemen Kesehatan telah diadakan pemakaian Project System Analysis (P.S.A.) untuk perencanaan air minum pedesaan di 31 kecamatan Jawa Barat. Daerah yang dipilih adalah daerah kritis. Yang dimaksud dengan daerah kritis yalah daerah yang kepadatan dan kecepatan pertambahan penduduknya tinggi, sukar mendapatkan air, angka penyakit cholera/gastro-enteritis tinggi dan potensi pengembangan sosial-ekonominya rendah. Penduduk dari 31 kecamatan ± 10 persen jumlah penduduk propinsi Jawa Barat yang ditahun 1988 diperkirakan akan menjadi 2,5 juta orang yang penghasilannya relatif rendah. System analysis memakai pendekatan macro planning dimana 31 kecamatan diberikan urutan prioritas berdasarkan besarnya masalah dengan mengingat faktor demografi, socio-ekonomi, tehnologi air, kesehatan dan bantuan masyarakat. Lebih lanjut diadakan analisa terperinci mengenai tehnologi dan kegiatan penyediaan air minum. Demikian pula diadakan analisa mengenai tenaga kerja, bahan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas serta diadadakan analisa hambatan. Dalam perencanaan ini ditentukan sasaran program sebanyak ± 6.500 sistim yang terdiri dari mata air, sumur artesis dan penggunaan air permukaan dengan atau tanpa pengolahan dan pembagian. Sistim penyediaan air ini diharapkan dapat menghasilkan 150.000 M air minum per hari (1736 1/det) untuk dibagikan di 7 kabupaten. Untuk penyelenggaraan dan pemeliharaan sistim yang sedemikian besar diperlukan organisasi yang mantap. Beberapa alternatif organisasi disarankan dalam P.S.A. ini. Seluruh program ditaksir akan memakan biaya pembangunan Rp. 4,3 milyard atau Rp. 1.750,-per orang. Selanjutnya tiap tahun harus dibayar Rp. 80,- per capita oleh masyarakat dibantu pemerintah untuk biaya pelayanan.