Home  /  Atavisme  /  Vol: 14 Núm: 1 Par: 0 (2011)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Eksploitasi Concubinage dan Subjek Subaltern: Hegemoni atas Perempuan Indonesia dalam Tinjauan Kritis Pascakolonial dan Feminisme Novel De Winst Karya Afifah AfraDOI : 10.24257/atavisme.v14i1.102.51-64

SUMMARY

Tulisan ini membahas praktik kolonialisasi Belanda yang mengakibatkan terjadinya bias ketidakadilan gender terhadap posisi perempuan Indonesia dalam novel De Winst karya Afifah Afra. Bias ketidakadilan gender ini tercermin dari adanya eksploitasi secara seksual terhadap kaum perempuan dengan menjadikan mereka sebagai concubinage atau gundik dan menjadi subjek subaltern akibat praktikal hegemoni kekuasaan kaum laki-laki kulit putih kolonial Belanda. Melalui pendekatan teori pascakolonial dan ragam kritik sastra feminisme pascakolonial diperoleh suatu pemahaman bahwa kaum perempuan pada masa kolonial menjadi subjek yang termarginalkan, baik secara seksual maupun sosial. Kaum perempuan tidak memiliki bargaining power dalam ranah hukum untuk menuntut adanya pengakuan sebagai istri yang sah dan memiliki kedudukan yang terhormat, bukan menjadi korban dominasi kekuasaan laki-laki atas tubuh, baik secara seksual maupun tenaga untuk urusan domestik rumah tangga (double burden), termasuk juga stereotipe negatif yang cenderung merendahkan harkat dan martabatnya sebagai perempuan.Abstract : This paper discusses the practice of Dutch colonization which resulted in a gender injustice bias toward the position of Indonesian women in the novel De Winst author by Afifah Afra. This is reflected from the practical sexual exploitation against women by making them as concubines (concubinage) or “wives” who are actually represented as a concubine because of no formal “diperistri” by white people and become the subject of subaltern or oppressed because of the practical power of the male hegemony white man of Dutch colonial. Through a variety of postcolonial theory and postcolonial feminist literary criticism, the analysis gained an understanding that women in the colonial period became the subject of both sexually marginalized and social. These women had no bargaining power in the realm of law to demand the recognition of the legitimate as a wife and a respectable position, not a victim of male domination of power over the body, either sexual or domestic labor for their household affairs (double burden ), including negative stereotypes that tend to lower their dignity as women.Key Words: concubinage; subaltern; colonialism; theory of postcolonialism; postcolonial feminist literary of critics

 Articles related

Han Roliadi,Dulsalam Dulsalam,Dian Anggraini    

Dewasa ini terdapat kesenjangan antara produksi kayu dari hutan alam produksi dengan konsumsinya untuk industri pengolahan kayu termasuk industri pulp/kertas. Atas dasar itu, Departemen Kehutanan menerapkan kebijakan soft landing yaitu menguran... see more


Slamet Haryono    

Musik dangdut, perempuan, dan seks kiranya merupakan bayangan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan saat ini, terutama bagi para penggemamya. Gambaran demikian muncul karena hamper pada setel pertunjukan musik dangdut, para penyanyi dangdut perempuan tamp... see more


. Bahtiar,La Anadi,Wa Nurgayah,. Emiyarti,Harmin Hari    

ABSTRACTPokeas (Batissa violacea var. celebensis, von Martens 1897) are economic Sulawesi’s clam which production has continued to decline in line with the increase in fishing activities. This study aimed to determine the parameters of growth, mortality ... see more


Anggi Aulia,Handayanu Handayanu,Daniel Mohammad Rosyid,Daniel Mohammad RosyidDOI: 10.12962/j23373539.v12i1.110422    

Selain terjadi di kota-kota besar, subsidence juga bisa terjadi di sekitar daerah eksploitasi minyak dan gas bumi baik onshore maupun offshore. Indikasi penurunan tanah dapat dilihat dari terjadinya penurunan anjungan lower deck yang semakin tenggelam se... see more


Nelly Amelia,Titah Harmin SulistiyaningDOI: 10.12962/j23373539.v10i2.64012    

Kegiatan eksplorasi, transportasi dan pemurnian minyak dan gas memiliki potensi menimbulkan limbah yang berbahaya, salah satunya adalah crude oil. Lingkungan yang tercemar crude oil akan memiliki dampak serius terhadap tanah. Salah satu pencemaran tanah ... see more