SUMMARY
AbstractLeptospirosis is a rodent borne disease, the agent is Leptospira sp bacteria and transmitted to human through rodent urine. Gresik district is endemic for leptospirosis. The case fatality rate in 2009, 2010 and 2011 was 28,13%, 33,33% and 45%. respectively. The objective of this study was to determine the distibution of leptospirosis cases, by using Geografhical Information System (GIS) and epidemiology spatial analysis based on the environmental risk factors in Gresik district. The study was conducted in march to November 2012, using spatial analysis in a cross sectional design. The results showed that leptospirosis cases were fluctuated between 2009 and 2011, in 2012 a number of 26 cases were found and 3 cases was a results of screening. The predoninat cases was found among the males, mosly fishermen and farmers. In Gresik district there were three endemic sub-districts, Duduk Sampeyan, Bungah and Gresik sub-districts. The cases fluctuation pattern showed the increased of the cases in january up to April, corresponding with the rain pattern. Enviraonmental variables that influenced the occurence of leptospirosis in Gresik were the presence of fishponds, farming areas, medium rain fall, lowland, medium vegetation population, alluvial type of soil and mostly the abundant of rats in the area. And the most risky leptospirosis transmission was found in the cener of Gresik district. It was concluded that GIS can be used as a part of leptospirosis surveillance and temporal spatial monitoring.Keywords : GIS, leptospirosis, GresikAbstrakLeptospirosis merupakan penyakit bersumber rodensia, disebabkan oleh bakteri Leptospira sp, menular melalui luka kulit atau mukosa dengan air/tanah tercemar leptospira dari urine binatang. Kabupaten Gresik merupakan daerah endemis leptospirosis, dengan case fatality ratetahun 2009 sampai dengan 2011 berturut-turut sebesar 28,13%, 33,33% dan 45%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran leptospirosis secara spasial dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Gresik Jawa Timur, dan secara khusus bertujuan untuk analisis spasial leptospirosis berdasarkan karakteristik epidemiologi dan faktor risiko lingkungan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai November 2012, menggunakan metode spasial dengan pendekatan potong lintang. Hasil menunjukkan kasus leptospirosis selama tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami fluktuasi, pada tahun 2012 leptospirosis mencapai 26 kasus dan 3 kasus hasil penjaringan. Kasus leptospirosis didominasi oleh kelompok laki-laki dewasa, pekerja petani ikan/nelayan. Di Kabupaten Gresik terdapat tiga kecamatan endemis dengan kasus terbanyak di Kecamatan Duduk Sampeyan, Bungah dan Gresik. Pola fluktuasi kasus meningkat pada bulan Januari sampai April sesuai pola curah hujan. Pemanfaatan lahan empang dan pertanian, curah hujan sedang, dataran rendah, vegetasi sedang, jenis tanah aluvial, keberadaan tikus merupakan varibel lingkungan yang mempengaruhi kejadian leptospirosis. Daerah rawan leptospirosis berada di area tengah wilayah Kabupaten Gresik. Disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan sebagai bagian dalam sistem surveilans leptospirosis dan sebaiknya dilakukan pemantauan spasial temporal dari waktu ke waktu.Kata kunci: Spasial, leptospirosis, Gresik