SUMMARY
AbstractWHO global data indicated that Indonesia is in the second rank of a country with largest prevalance of pulmonary tuberculosis after India. The main cause of healing failure in health centers is patients’ compliance in taking medication. The purpose of this study is to analyze the influence of health services to medication adherence among pulmonary TB patients in health centers. The study design was crosssectional comparative study using data from questionnaires and medical status records. The populationwas all pulmonary TB patients aged 15 years and above and being a category one in the Koja and Tarumajaya health centers from January until May 2016. Data analysis was a chi square test and multiple logistic regression method. The result showed that service quality provided for the TB patients between the two health centers were the service including accessible location, incomplete indoor facilities and active caregivers. There is a significant relationship between adequacy of seating facilities (p-value 0.038) and accessible location (p-value 0.038) in both health centers on the level of medication compliance. Medication service quality (p-value 0.042; OR 1.66) active caregivers (p-value 0.000; OR 2.4) and otheradditional medication (p-value 0.01; OR 0.5) are the determinants of TB patients’ medication compliance.Keywords: Service quality, adherence, pulmonary tuberculosis, health centerAbstrakWHO menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara yang mempunyai prevalensi TB paru terbesar setelah India. Penyebab gagalnya penyembuhan pasien TB paru di Puskesmassalah satunya adalah kepatuhan pasien dalam minum obat tuberkulosis. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan pelayanan terhadap kepatuhan minum obat pasien TB paru di Puskesmas. Desain penelitianyang digunakan adalah studi komparatif dengan desain potong lintang menggunakan data kuesioner dan kartu status pengobatan TB paru. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien TB paru berumur 15tahun ke atas kategori satu di Puskesmas Koja dan Tarumajaya pada bulan Januari sampai dengan Mei 2016. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penilaian pelayanan di Koja lebih baik daripada di Tarumajaya dalam hal akses, ketersediaan tempat duduk yang mencukupi dan adanya pengawas minum obat (PMO). Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan fasilitas tempat duduk yang mencukupi (p-value 0,038) dan lokasi mudah terjangkau (p-value 0,038) di kedua puskesmas terhadap tingkat kepatuhan minum obat. Pelayanan obat yang baik (p-value 0,042; OR 1,66) dan PMO yang aktif (p-value 0,000; OR 2,4) merupakan determinan dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien TB.Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Kepatuhan, Tuberkulosis, Puskesmas