SUMMARY
Latar Belakang: Penyediaan makanan yang sehat dan bersih merupakan prinsip dasarpenyelenggaraan makanan institusi. Dalam praktik penyelenggaraan makanan massal seperti dipondok pesantren, risiko keracunan makanan pada siswa dapat disebabkan berbagai faktor.Diantaranya kurang pengetahuan dan penerapan higiene sanitasi khususnya pada penjamahmakanan. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, personal higiene penjamahmakanan dan cemaran mikroba di pondok pesantren kota dan desa. Metode: Rancangan crosssectional, dengan 13 responden di pondok pesantren kota dan 18 responden di pondok pesantrendesa. Instrumen pengumpulan data meliputi kuesioner pengetahuan, sikap, personal higiene, danformulir skor keamanan pangan (SKP). Angka kuman diuji dengan metode total plate count (TPC)dan most probable number (MPN). Analisis data menggunakan uji T-Test Independent. Hasil:Pengetahuan, sikap, dan higiene personal responden di pondok pesantren desa lebih tinggidibandingkan dengan pondok pesantren kota. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapatperbedaan yang signifikan pada pengetahuan (p= 0,417) dan sikap (p=0,089) di kedua kelompokpesantren. Terdapat perbedaan signifikan pada higiene personal di kedua kelompok pesantren(p=0,002). Simpulan: Penjamah makanan belum sepenuhnya menerapkan prinsip personalhygiene. Perlu dilakukan pelatihan dan penyuluhan bagi penjamah makanan di pondok pesantrenuntuk meningkatkan kualitas makanan yang dihasilkan untuk para santri.