SUMMARY
Indonesia merupakan negara yang secara geografis berada di garis khatulistiwa, kepulauan dengan potensi besar adanya berbagai jenis bencana alam seperti banjir, kekeringan, banjir bandang, cuaca ekstrim, gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan dan gelombang ekstrim. Manajemen dalam penanggulangan bencana dilakukan seluruh kejadian bencana (sebelum, saat dan setelah bencana). Pemahaman mengenai jenis-jenis bencana, antisipasi dan manajemen individu maupun komunitas dalam menyikapi dampak dari kejadian bencana termasuk kondisi krisis kesehatan yang dialami saat bencana. Melalui upaya pemberian informasi mengenai kesiapsiagaan bencana, penyiapan pengobatan mandiri oleh masyarakat sebagai bentuk pencegahan terjadinya krisis kesehatan yang mengancam jiwa dan munculnya masalah kesehatan yang terjadi akibat terjadinya bencana. Peran tenaga farmasi dalam penanggulangan bencana terjadi pada pra (sebelum), saat, dan pasca (setelah) bencana. Pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi ini mendatangkan narasumber dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Jawa Timur terkait pengenalan bencana dan kondisi tanggap bencana, kemudian masalah lain terkait pengelolaan serta jenis obat dan alkes yang harus diketahui oleh tenaga teknis farmasi pada saat tanggap bencana dipaparkan oleh dosen dari Akademi Farmasi Surabaya. Peserta pengabdian masyarakat diberikan pre-test sebelum acara pemaparan materi dan sosialisasi dimulai untuk melihat sejauh mana pengetahuan mereka terkait bencana, edukasi dan peran farmasi. Berdasarkan hasil dari rekapitulasi penilaian skor dari hasil pre-test mayoritas mendapatkan skor rata-rata 50. Kenaikan tingkat pengetahuan terjadi setelah mendapatkan sosialisasi dan berdasarkan hasil uji statistic non-parametric Wilcoxon diketahui bahwa adanya sosialisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan skor pengetahuan (p-value=0.000 <0,05).