Home  /  At-Tahdzib  /  Vol: 10 Núm: At-Tahd Par: 0 (2022)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Tradisi Masyarakat Adat Jawa Terhadap Pantangan Pernikahan Di Bulan Muharam Perspektif Hukum Islam

SUMMARY

Background. Marriage is a holy, strong, and solid agreement to live together legally between a man and a woman to form an eternal family, polite, loving, peaceful, and happy.Aim. The purpose of this study was to determine the traditions of the Javanese indigenous peoples against marriage taboos in the month of Muharram from the perspective of Islamic law.Methods. This study uses field research (Field Research), using a descriptive nature that is to provide descriptions and information about marriage taboos in the month of Muharram Islamic Law Perspective in Bandar Rejo Village, Way Pengubuan District, Central Lampung Regency. And by using an empirical approach as a framework of proof or testing to ensure a truth. The data obtained through the interview method.Results. The prohibition of getting married in the month of Muharram which occurs in the village of Bandar Rejo, Way Pengubuan District, Central Lampung Regency, in Islamic law there are no specific texts, both Al-Quran and Hadith that determine a certain day as the day when marriage is prescribed. While the taboo on marrying in the month of Muharram which causes this disaster is not justified, because the calamity is a test from Allah.

 Articles related

Adreana Annisa,Dadan Rusmana                           DOI : 10.26623/jdsb.v25i2.4426 | Abstract views: 7 times    

Penelitian dengan judul Tafsir Tanda dalam Tradisi Nujuh Bulanan Masyarakat Sunda bertujuan untuk mengetahui dan memahami tafsir tanda yang terkandung dalam tradisi nujuh bulanan masyarakat sunda. Adapun rumusan masalah penelitiannya terdiri dari: (1)... see more


Muhammad Islahudin,Syamila Dina Anshoriyah,Ahmad Fauzan Hidayatullah,Thiyas Tono Taufiq,Luthfi Rahman,Tafsir Tafsir,Sri Rejeki,Sukendar Sukendar,Miftakhul Azizah    

Tradisi weh-wehan merupakan tradisi dalam memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Weh-wehan memiliki arti memberi atau menengok orang yang lebih tua. Tradisi ini merupakan tradisi turun termuru yang dilestarikan oleh masyarakat Kaliwungu, Kabu... see more


Ken Izzah Zuraidah, Arief Sudrajat    

Upacara tradisional merupakan tradisi dalam masyarakat Jawa yang berakar dan tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Salah satu tradisinya ialah sedekah bumi yang rutin dilakukan oleh masyarakat Suci, Gresik tepat di Telaga Suci pada hari rabu terakhir Bu... see more


Harlina Evi Susanti Sri Tavika,Akbar Al Masjid                           DOI : 10.26623/jdsb.v23i2.3445 | Abstract views: 99 times    

Penelitian ini berfokus untuk membahas tentang makanan khas yang berasal dari pulau Bangka Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana sejarah serta proses pembuatan makanan khas Bangka belitung yang berupa lempah kuning. Lempah kunin... see more


Ika Rahmawati Saputri                           DOI : 10.26623/jdsb.v24i1.3529 | Abstract views: 45 times    

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui mengenai tradisi Kembang Mayang yang masih berkembang dalam kehidupan masyarakat Jawa. Istilah Kembar Mayang sering dipakai dalam berbagai upacara tradisional di Jawa. Misalnya digunakan pada upacara perka... see more