SUMMARY
Alun-alun dalam konsep tata ruang kota Jawa Alun-alun merupakan lapangan rumput luas berbentuk persegi, dan di tengahnya terdapat pohon beringin yang dapat ditemukan hampir di setiap kediman penguasa daerah di kota Jawa, Alun-alun juga merupakan salah satu identitas bagi kota-kota di Pulau Jawa. Alun-alun juga di maknai sebagai pusat kemasyarakatan atau civic centre. Alun-alun merupakan ruang terbuka publik yang bersifat sakral yang dapat terlihat dari pemanfaatan, unsur fisik dan non fisik yang membentuk Alun-alun. Alun-alun Surabaya sendiri memiliki karateristik fisik dan prinsip-prinsip pengaturan ruang yang berbeda dengan Alun-alun Tradisonal atau Alun-alun pada umumnya, sehingga perlu diteliti mengenai pengaturan ruang serta karateristik fisik terhadap Alun-alun Surabaya, yang akan berdampak pada makna dan nilai kesakralan dari Alun-alun Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode content analysis yang bertujuan untuk mengetahui unsur fisik dan non fisik yang membentuk Alun-alun Surabaya. Dari penelitian ini didapatkan faktor-faktor yang membentuk konsep Alun-alun Surabaya yaitu aktivitas, ruang terbuka, elemen fisik (makro), elemen fisik (mikro), persepsi, sirkulasi, dan orientasi ruang. Faktor-faktor ini kemudian membentuk tema Alun-alun Surabaya yaitu sebagai Gathering Space, lalu pola ruang berdasarkan fungsi ruang yaitu terbentuk zona pemerintahan, zona ibadah, zona multifungsi, zona perdagangan dan jasa, dan zona ruang terbuka dan fungsi-fungsi ruang tersebut dimaknai dalam beberapa ruang antara lain ruang politik, ruang spritiual, ruang sosial, dan ruang ekonomi, serta zonasi kepemilikkan ruang di Alun-alun Surabaya ditemukan mayoritas merupakan ruang publik. Berdasarkan hasil tersebut memperlihatkan bahwa Alun-alun Surabaya mengalami pergeseran fungsi dan makna dari Alun-alun Tradisional.