SUMMARY
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembacaan kritis terhadap buku atau tafsir Fî Zhilâl al-Qur`ân yang ditulis oleh Sayyid Quthb. Tafsir atau buku ini diduga oleh sebagian pihak telah menjadi inspirasi gerakan terorisme, khususnya penafsiran-penafsirannya terhadap ayat-ayat perang. Menggunakan kajian pustaka dengan pendekatan morfologi dan tematik dalam teori Mahmud Syaltut, penelitian ini berupaya memverifikasi apakah penafsiran Sayyid Quthb dapat memicu terorisme? Dan, dengan pendekatan kritik wacana, penelitian ini juga akan mengkritisi penafsiran Sayyid Quthb terhadap ayat-ayat qitâl. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan, Sayyid Quthb sudah ekstrem sejak awal. Bahkan sikap ekstrem inilah yang menjadi kecenderungannya. Adapun penafsiran Sayyid Quthb yang dapat memicu aksi terorisme dibuktikan dalam tulisan-tulisannya dalam delapan indikasi, yaitu: jihad ofensif, memerangi anak-anak, wanita dan manula Ahli Kitab, memerangi kekufuran, perang melawan riba, amar makruf akbar-nahi mungkar akbar, dâr al-islâm dan dâr al-harb, ketentuan final ayat al-qitâl dan takfîrîy; dan sebagai buktinya ide pemikiran itu diadopsi oleh organisasi-organisasi terorisme, dari Ikhwanul Muslimin sampai yang sekarang ini ISIS. Penafsiran Sayyid Quthb terhadap ayat-ayat qitâl juga bercorak harakîy yang tidak mengindahkan prinsip, kaidah, fikih dan teori fikih yang telah baku dalam penafsiran Al-Qur’an yang justru mengakibatkan penafsiran yang salah.