ARTICLE
TITLE

Kritik Sosial dalam Puisi “Berikan Aku Keadilan” Karya Fitri Nganthi Wani dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra DOI : 10.26499/jentera.v11i2.3361

SUMMARY

Social criticism in poetry is the author's strategy to respond various problems that exist in society. The poem "Give Me Justice" by Fitri Nganthi Wani is interesting to study because it is considered a form of social criticism that represents the voice of the community with a picture of the impact of the riots during the New Order era, especially family disorganization. This is illustrated through the suffering of the author's life which is also felt by the same fate and struggle. This study aims to describe the various forms of social criticism in the poem and their relevance to literature learning in high school. The study used a qualitative descriptive method with a sociology of literature approach, while data collection technique was carried out by note-taking because it was in writing form. The content analysis technique to analyze the data. The results showed that there were three forms of social criticism, namely (1) social criticism of the arbitrariness of state officials, (2) social criticism in the form of family disorganization, and (3) social criticism of government injustice. The social critique in this poem can be used as a reference for literature learning teaching materials, both in the 2013 curriculum and the independent curriculum in high school. AbstrakKritik sosial dalam puisi menjadi siasat pengarang untuk memberikan tanggapannya terhadap berbagai persoalan yang ada di masyarakat. Puisi Berikan Aku Keadilan karya Fitri Nganthi Wani menarik untuk diteliti karena dianggap sebagai bentuk kritik sosial yang mewakili suara masyarakat dengan gambaran dampak kerusuhan masa Orde Baru, utamanya disorganisasi keluarga. Hal tersebut digambarkan melalui derita hidup pengarang yang juga dirasakan kaum senasib dan seperjuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk kritik sosial dalam puisi Berikan Aku Keadilan dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak catat karena data berupa tulisan, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan tiga macam bentuk kritik sosial yaitu, (1) kritik sosial terhadap kesewenang-wenangan aparat negara, (2) kritik sosial dalam bentuk disorganisasi keluarga, dan (3) kritik sosial terhadap ketidakadilan pemerintah. Kritik sosial dalam puisi ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bahan ajar pembelajaran sastra, baik dalam kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka di tingkat SMA.

 Articles related

Innezdhe Ayang Marhaeni| View(s): 124x    

Dalam karya seni, fantasi ideologis pengarang dikonstruksi sedemikian rupa oleh tatanan simbolik. Hal ini menunjukkan bahwa diri pengarang atau pencipta karya selalu hadir dalam karya yang dihasilkan, terutama berkenaan dengan muatan ideologi yang dibawa... see more


Basuki Wibowo, Basuki Wibowo, Muhammad Syaifulloh    

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan wilayah dan latar belakangsejarah Keraton Kadariyah,(2) Mendeskripsikan upaya pengembangan dan pelestarian yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak terhadap Kraton Kadariyah sebagai objek w... see more


Amirullah Amirullah,Ahmad Tafsir,Adian Husaini,Endin Mujahidin    

Penelitian ini bertujuan memberikan definisi budaya ilmu berdasarkan literatur dalam Islam. Penelitian  ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif yang melibatkan proses pengumpulan data dan analisis data dari sumber-sumber yang menyediakan inf... see more


Taufik Rahayu| View(s): 188x    

This research aims to reveal the style of author Godi Suwarna in the short stories collection buku Murang-Maring. In the universe of Sundanese literature, the Godi’s writing style is a new thing that contradicts the general style of Sundanese literature ... see more


Delmarrich Bilga Ayu Permatasari| View(s): 355x    

This article aims to reveal the meaning of the resistance movement of female characters in the novel Garis Perempuan by Sanie B. Kuncoro. Ranting, Gendhing, Tawangsri and Zhang Mey are adult women who live in the midst of modernity, but have cultural roo... see more