SUMMARY
Minapolitan sebagai konsep pengembangan kawasan perdesaan di Indonesia umumnya disertai dengan pengembangan sumberdaya alam, prasarana dan sarana produksi, maupun permukiman yang membutuhkan pengelolaan bersama (common property) diantara kelompok pembudidaya ikan yang mensyaratkan adanya modal sosial. Kajian modal sosial dapat digunakan untuk melihat kemampuan yang dimiliki oleh kelompok pembudidaya ikan dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama. Hal ini membuat kajian mengenai modal sosial dipandang sangat perlu, sehingga dapat mengungkap dengan lebih jelas kekuatan modal sosial yang ada pada kelompok pembudidaya tambak di Kabupaten Indramayu. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: (1) menganalisis tingkatan modal sosial kelompok pembudidaya ikan dan (2) menganalisis hubungan antara modal sosial terhadap pengembangan kawasan minapolitan. Untuk mendapatkan data mengenai modal sosial kelompok pembudidaya ikan, digunakan daftar pertanyaan Social Capital Assessment Tool yang diukur menggunakan metode skala Likert. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan instrumen kontinuum modal sosial yang direkomendasikan oleh Uphoff (2000) dan adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Lenggono (2004). Untuk melihat keterkaitan hubungan antara variabel modal sosial terhadap pendapatan, dilakukan dengan analisis regresi logistik. Dari kelima komponen modal sosial yang diteliti, diketahui bahwa modal sosial yang dimiliki oleh kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Pasekan dikategorikan memiliki tingkat modal sosial sedang, serta hasil regresi logistik menunjukkan bahwa teknologi dan hubungan sosial berpengaruh signifikan terhadap pengembangan kawasan minapolitan, dimana semakin maju teknologi yang digunakan dan semakin baik hubungan sosial diantara kelompok pembudidaya ikan, maka kawasan minapolitan juga akan semakin berkembang.