SUMMARY
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2001 menunjukkan bahwa anak putus sekolah/tidak pernah sekolah di Kotamadya Jakarta Utara persentase kekebalan protektif terhadap tetanus dan difleri masih rendah (50.9% dan 32%). Hasil ini menunjukkan bahwa pada anak putus sekolah/tidak sekolah masih memerlukan imunisasi melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Institusi lain yang dapat dilibatkan untuk menjaring anak putus sekolah adalah BKKBN melalui Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Lembaga Swadaya Masyarakat antara lain Rumah Singgah, Sanggar Kegiatan Be/ajar, Panti Asuhan, dan lain-lain. Hasil penelitian lanjutan yang dilaksanakan tahun 2002 dengan melakukan ujicoba penjaringan imunisasi model B yaitu yang melibatkan kader posyandu dan PLKB menunjukkan bahwa cakupan imunisasi DT dan TT pada anak putus sekolah adalah 87.5 % dan 68.4 %. Sedangkan dengan uji coba model C yang melibatkan kader posyandu, PLKB dan LSM menunjukkan bahwa cakupan imunisasi DT dan TT anak putus sekolah adalah 57.8% dan 68.9%. Cakupan imunisasi DT anak putus sekolah dengan ujicoba model B (87.5%) lebih tinggi dibandingkan dengan model C (57.8%) sedangkan cakupan imunisasi TT anak putus sekolah dengan ujicoba model B dan C tidak jauh berbeda (68.4% dan 68.9%). Hal ini menunjukkan bahwa yang sangat berperan aktif dalam menjaring anak putus sekolah untuk imunisasi adalah kader posyandu dan PLKB.