ARTICLE
TITLE

Osteoradionecrosis and cholesteatoma of external auditory canal in postradiotherapy nasopharyngeal carcinoma patien

SUMMARY

Background: Osteoradionecrosis and cholesteatoma of the external auditory canal following external-beam radiotherapy as the treatment of nasopharyngeal carcinoma is a rarely found complication. Patients with external auditory canal cholesteatoma (EACC) typically present with chronic otorrhea and dull pain due to the local invasion of squamous tissue into the bony external audioty canal (EAC). Purpose: To remind ENT specialists and general practitioners about the risk osteoradionecrosis and cholesteatoma of external auditory canal in nasopharyngeal carcinoma patient after radioteraphy treatment. Case: We report a case of osteoradionecrosis andcholesteatoma of EAC in nasopharyngeal carcinoma (NPC) patient with complaint of a foul-smelling discharge from her right and left ears. Two years previously she had undergone external-beam radiotherapy to the neck as the treatment for nasopharyngeal carcinoma. Management: The cholesteatoma was removed microscopicaly on local anasthesia. After the cholesteatoma had been removed the right ear result of pure tone audiometry showed mild degree conductive hearing loss (27,7 dB), while the left ear within normal hearing threshold. Conclusion: Osteoradionecrosis and cholesteatoma of external auditory canal could develop as a complication ofradioteraphy in nasopharyngeal carcinoma patient. Keywords: osteoradionecrosis, cholesteatoma, radiotherapy, chronic otorrhea.ABSTRAKLatar belakang: Komplikasi osteoradionekrosis dan kolesteatoma pada liang telinga luar akibat radioterapi pada pengobatan karsinoma nasofaring sangat jarang terjadi. Pasien dengan kolesteatoma liang telinga luar biasanya datang dengan keluhan otore kronis dan nyeri akibat invasi dari jaringan skuamus ke tulang liang telinga luar. Tujuan: Memberi wawasan bagi dokter umum dan spesialis THT-KL tentang adanya risiko osteoradionekrosis dan kolesteatoma pada liang telinga luar akibat radioterapi pada penderita karsinoma nasofaring. Kasus: Dilaporkan satu kasus osteoradionekrosis dan kolesteatoma di liang telinga luar pada penderita karsinoma nasofaring dengan keluhan sekret telinga berbau busuk pada liang telinga kanan dan kiri.Dua tahun sebelumnya pasien tersebut mendapat radioterapi untuk pengobatan karsinoma nasofaring. Penatalaksanaan: Kolesteatoma diangkat secara mikroskopis dengan anestesi lokal. Pemeriksaan audiometri nada murni pascatindakan didapati tuli konduktif derajat ringan (27,7dB) pada telinga kanan sedangkan telinga kiri dalam batas normal. Kesimpulan: Radionekrosis dan kolestatoma liang telinga luar merupakan komplikasi terapi radiasi pada kasus karsinoma nasofaring.Kata kunci: osteoradionekrosis, kolesteatom, radioterapi, otore kronis.

 Articles related

Retno Sulistyo Wardani,Azmi Mir’ah Zakiah,Yoan Levia Magdi,Dolly Irfandy,Anna Mailasari Kusuma Dewi,Budi Sutikno,Sarwastuti Hendradewi,Sinta Sari Ratunanda,Delfitri Munir    

Latar belakang: Oksimetazolin adalah bahan aktif dekongestan topikal yang digunakan untuk rinitis alergi maupun inflamasi mukosa hidung lainnya. Cara pemakaian oksimetazolin yang baik dan benar akan memengaruhi keberhasilan pengobatan. Efek samping rinit... see more


Indah Trisnawaty,Elvie Zulka,Susyana Tamin    

Latar belakang: Disfagia pada anak merupakan kelainan yang sering ditemukan. Beberapa kelompok bayi dan anak dengan kelainan perkembangan dan/atau kondisi medis tertentu berisiko mengalami disfagia. Kondisi patologis yang melibatkan lokasi anatomi yang b... see more


Rosmini Rosmini,Rus Suheryanto,Hendradi Surjotomo    

Latar belakang: Hipertrofi adenoid sering dilaporkan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya disfungsi tuba. Hubungan anatomi antara nasofaring dan adenoid memiliki implikasi terhadap tuba Eustachius yang terletak di sebelah lateral. Akhir-akhir in... see more


Woro Safitri,Dwi Reno Pawarti,Titiek Hidayati Ahadiah    

Latar belakang: Rinitis alergi (RA) adalah suatu penyakit inflamasi mukosa hidung yang diperantara oleh imunoglobulin E (IgE), setelah mukosa hidung terpapar alergen. Tujuan: Mengidentifikasi efektivitas cuci hidung salin hipertonik terhadap waktu transp... see more


Lina Marlina,Yussy Afriani Dewi,Irra Rubianti,Shinta Fitri Boesoirie    

Latar belakang: Penutupan defek wajah yang luas dengan jabir bebas forearm dan jabir foreheadparamedian merupakan salah satu pilihan pada pasien pasca eksisi luas dan pemberian radioterapi akibatkeganasan kepala leher. Tetapi cara ini bukan merupakan pil... see more