SUMMARY
Pain is the most common reason that makes individuals seeking health care, because it can interfere with the lifestyle and hamper everyday activities. Nonfarmakologic pain management using guided imagery recorded audio therapy combined with deep breathing is expected to reduce intense pain experienced by clients postoperative fracture minimize side effects of pharmacological medication administration. This study aims to determine the effectiveness of guided imagery therapy recorded audio with deep breathing to decrease postoperative pain fracture in RUMKITAL Dr. Midiyato S. Tanjungpinang. Type of quasi-experimental research was conducted with pre-post approach with nonequivalent control group using a sample by using consecutive sampling technique with a sample of 28 respondents. This study is divided into two phases implemented during the year. The first stage is a stage of manufacture, test and repair instruments include instruments audio therapy and guided imagery therapy and its deep breath in therapy module. The second phase is the implementation phase of audio therapy guided imagery and deep breathing in patients with postoperative pain fracture. Marginal homogeneity test results indicate that the recorded audio therapy guided imagery with deep breathing can reduce postoperative pain fracture with p-value = 0.008 (p <a = 0.05) and proven effective with a p-value = 0.037 (p <a = 0 , 05). ABSTRAKNyeri merupakan alasan paling umum yang membuat individu mencari perawatan kesehatan, karena dapat mengganggu gaya hidup dan menghambat aktivitas sehari-hari. Penatalaksanaan nyeri nonfarmakologik menggunakan terapi audio recorded guided imagery yang dikombinasikan dengan nafas dalam diharapkan dapat menurunkan nyeri intens yang dialami klien pasca operasi fraktur meminimalkan efek samping dari pemberian medikasi farmakologik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi audio recorded guided imagery dengan nafas dalam terhadap penurunan nyeri pasca operasi fraktur di RUMKITAL Dr. Midiyato S. Tanjungpinang. Jenis penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan dengan pendekatan pre-post with nonequivalent control group menggunakan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 28 responden. Penelitian ini di bagi menjadi dua tahap yang dilaksanakan selama satu tahun. Tahap pertama merupakan tahapan pembuatan, uji coba dan perbaikan instrumen terapi meliputi instrumen audio guided imagery dan terapi nafas dalam beserta modul terapi. Tahap kedua merupakan tahap implementasi terapi audioguided imagery dan nafas dalam pada pasien dengan nyeri pasca operasi fraktur. Hasil uji Marginal homogeneity menunjukkan bahwa terapi audio recorded guided imagery dengan nafas dalam dapat menurunkan nyeri pasca operasi fraktur dengan p-value = 0,008 (p < a = 0,05) dan terbukti efektif dengan p-value = 0.037 (p < a =0,05).