ARTICLE
TITLE

Hubungan tipe deviasi septum nasi klasifikasi Mladina dengan kejadian rinosinusitis dan fungsi tuba Eustachius

SUMMARY

Latar belakang: Deviasi septum nasi yang mengubah aliran udara dalam rongga hidung dapat mempengaruhi fungsi drainase dan ventilasi sinus paranasal dan tuba Eustachius. Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tipe deviasi septum nasi menurut klasifikasi Mladina dengan kejadian rinosinusitis dan fungsi tuba Eustachius. Metode: Penelitian dengan desain cross sectional ini melibatkan 70 penderita deviasi septum nasi. Dilakukan pemeriksaan nasoendoskopik untuk menentukan tipe deviasi septum berdasarkan klasifikasi Mladina,pemeriksaan CT Scan sinus paranasal potongan koronal untuk menentukan adanya rinosinusitis dan timpanometri untuk menentukan fungsi tuba Eustachius. Data dianalisis menggunakan uji chi square likelihood ratio. Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe deviasi septum nasi yang paling banyak ditemukan adalah tipe 5 yaitu dengan orientasi horisontal (38,6%). Kejadian rinosinusitis pada penderita deviasi septum nasi sebanyak 54 kasus (77,1%), tipe timpanogram pada penderita deviasi septum nasi yang terbanyak adalah tipe A (82,9%), sedangkan tipe B (1,4%), tipe C (4,3%) dan mayoritas mengalami gangguan fungsi tuba Eustachius (62,9%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p>0,05 yang berarti tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara tipe deviasi septum nasi menurut klasifikasi Mladina dengan kejadian rinosinusitis dan fungsi tuba Eustachius. Kesimpulan: Walau tidakterdapat hubungan yang bermakna antara tipe deviasi septum nasi dengan klasifikasi Mladina namun dari segi jumlah lebih banyak ditemukan rinosinusitis dan gangguan fungsi tuba Eustachius pada penderita deviasi septum nasi. Kata kunci: Deviasi septum, klasifikasi Mladina, rinosinusitis, fungsi tuba Eustachius.

 Articles related

Maria Mexitalia, Hesti Kartika Sari, Bambang Sudarmanto    

Latar Belakang : Tumor cachexia syndrome (TCS) terjadi pada 24% keganasan stadium awal dan lebih dari 80% pada stadium akhir akan mempengaruhi tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit. TCS didefinisikan sebagai  keadaan anoreksia, penurunan berat ... see more


Atik Masdarinah    

Latar belakang : Pneumatisasi didefinisikan sebagai suatu proses infiltrasi epitel perkembangan tulang dan membentuk rongga epitel berlapis sel-sel udara. Perkembangan tipe pneumatisasi mastoid berlainan pada setiap individu dan dipengaruhi beberapa fakt... see more


Nizmawaty Amra    

Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolik dengan etiologi multifactorial. Prevalensi DM di Indonesia saat ini menempati peringkat ke-5 di dunia, dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang. Kunci poko... see more


Novi Primadewi,Hadi Sudrajad,Eka Prasetya    

Latar belakang: Neuropati adalah salah satu komplikasi yang paling sering dari Diabetes Melitus(DM) tipe 2. Disamping neuropati perifer dan otonom, pasien dengan DM tipe 2 juga dapat menderitagangguan pendengaran tipe sensorineural hearing loss (SNHL) pa... see more


Rosmini Rosmini,Rus Suheryanto,Hendradi Surjotomo    

Latar belakang: Hipertrofi adenoid sering dilaporkan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya disfungsi tuba. Hubungan anatomi antara nasofaring dan adenoid memiliki implikasi terhadap tuba Eustachius yang terletak di sebelah lateral. Akhir-akhir in... see more