ARTICLE
TITLE

Fitoremidiasi Air Limbah Domestik dengan Metode Biology Irigation System 10.29122/jtl.v15i2.1600

SUMMARY

Metode pengendalian pencemaran air limbah dengan menggunakan agen tanaman air telah banyak menjadi rujukan oleh para peneliti dan ahli lingkungan sebagai metode alternatif untuk pengolahan limbah domestik dan industri yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Metode yang dikenal dengan fitoremidiasi ini memanfaatkan kemampuan tanaman air dalam menyerap nutrien atau polutan untuk kebutuhan pertumbuhannya. Studi pengendalian pencemaran dengan menggunakan tanaman air ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan beberapa tanaman air dalam menyerap nutrien/air limbah domestik dengan sistem biology irigation. Metode penelitian yang diterapkan adalah membandingkan penyerapan nutrien dari beberapa pertumbuhan tanaman air Talas (Colocasia esculenta) dan Iris Kuning (Neomerica longifolia) dalam suatu wadah percobaan race ways yang dialiri limbah domestik dengan sistem subsurface flow (SSF). Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan fisik tanaman talas C.esculenta dan tanaman iris kuning (Neomerica longifolia) pada bak media dengan dialiri air sungai lebih baik daripada yang dialiri air tanah. Pada awal pertumbuhan, perkembangan tanaman talas C. esculenta mengarah pertumbuhan ke dalam (perbesaran dan perbanyakan akar, pelebaran daun). Komposisi nutrien karbon dan fosfat pada jaringan tunas dan daun memiliki konsentrasi yang tinggi pada bak perlakuan air sungai yakni sekitar 35,2% dan 1,6%, sementara pada jaringan akar, konsentrasinya tidak berbeda nyata. Laju penyerapan nutrien karbon, fosfat dan nitrogen pada media air tanah masing-masing adalah 25,75; 0,73 dan 0,012 mg/hari. Sementara pada perlakuan air sungai adalah 70,55; 1,14 dan 0,023 mg/hari. Sementara pada tanaman iris, komposisi nutrien karbon dan fosfat pada jaringan tunas dan daun memiliki konsentrasi yang tinggi pada bak perlakuan air sungai yakni sekitar 71,3% dan 0,76%. Laju penyerapan nutrien karbon, fosfat dan nitrogen pada media air tanah masing-masing adalah 39,96; 0,478 dan 0,0128 mg/hari. Sementara pada perlakuan air sungai adalah 78,95; 1,129 dan 0,0247 mg/hariKata kunci: irigasi, tanaman air, penyerapan nutrien, limbah domestik 

 Articles related

Safiah Safiah,Sri Mulyati    

Membran seluosa asetat telah dibuat dengan metode inversi fasa dengan penambahan aditif Polyethylene Glycol (PEG)  ke dalam larutan casting. Pengaruh penambahan aditif PEG dengan variasi berat molekul (2kDa, 6 kDa dan 20 kDa) dipelajari terhadap kar... see more


Agus Arifin Sentosa,Amula Nurfiarini,Andika Luky Setiyo Hendrawan,Andri Warsa,Astri Suryandari,Danu Wijaya    

Waduk Penjalin adalah salah satu waduk di Kabupaten Brebes yang potensial untuk program perikanan tangkap berbasis budidaya (Culture Based Fisheries/CBF) setelah program tersebut sukses dilakukan di Waduk Malahayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji... see more


Pamungkas Satya Putra,Rani Apriani,Dedi Pahroji,Venni Avionita    

Hak Rakyat Atas Air merupakan hak yang wajib dilindungi, dihormati, dan dipenuhi oleh negara. Hal ini perlu tercermin pada pemenuhan segala kebutuhan pokok masyarakat. Pengabdian Kepada Masyarakat ini terkait dinamika pemenuhan hak rakyat atas air yang b... see more


Bastian Arifin,Sri Aprilia    

Membran polisulfon untuk pengolahan air telah dilakukan untuk mengurangi warna air dengan proses koagulasi dan tanpa proses koagulasi. Membran ultrafiltrasi polisulfone telah dikarakte-risasi dengan mengukur fluks, permeability (Lp), dan MWCO dengan beba... see more


Aliffiya Pury,Karno Karno,Budi Adi Kristanto    

Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Pertumbuhan dan produksi bawang merah dapat ditingkatkan dengan pemberian zat pengatur tumbuh yang diperoleh dari bahan alami se... see more