ARTICLE
TITLE

HUBUNGAN ANTARA PENGOLAHAN MAKANAN DAN FASILITAS SANITASI DENGAN ANGKA KUMAN PADA MAKANAN (SIAP SAJI) DI KANTIN KAMPUS KOTA PONTIANAK DOI : 10.29406/jjum.v4i1.842

SUMMARY

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pontianak kejadian kasus keracunan makanan pada tahun 2014 berjumlah 39 penderita dan pada tahun 2015 berjumlah 14  penderita. Kejadian keracunan dan penyakit bawaan makanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya proses pengolahan makanan yang berpotensi terjadi kontaminasi dan fasilitas sanitasi yang tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui hubungan antara pengolahan makanan dan fasilitas sanitasi dengan angka kuman pada makanan di kantin Kampus Kota Pontianak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 kantin (Total Sampling). Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan uji alternatif menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara cara pengolahan (p value = 0,023) dengan anga kuman,  serta tidak ada hubungan antara higiene penjamah (p value = 0,393), tempat pengolahan (p value = 1,000), peralatan masak (p value = 0,182), air bersih (p value = 0,669), jamban (p value = 1,000), saluran limbah (p value = 1,000), tempat cuci tangan (p value = 1,000), tempat sampah (p value = 0,182), peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus (p value = 0,647) dengan angka kuman pada makanan (siap saji) di kantin Kampus Kota Pontianak Tahun 2017. Bagi pengelola kantin, diharapkan lebih dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam higiene dan sanitasi makanan

 Articles related

Harris Putra Reza,Nur Indrawati Lipoeto,Husnil Kadri    

Abstrak             Pengaturan tekanan darah melibatkan banyak sistem seperti endotelium melalui aktifitas nitrit oksida. Produksi dan aktivitas nitrit oksida dapat dipengaruhi oleh pola makan, ... see more


Yulia Fitriani,Firdawati Firdawati,Gustina Lubis    

AbstrakBayi berumur enam bulan ke atas sudah bisa diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Puskesmas Lubuk Begalung merupakan puskesmas yang terbanyak dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang bayi (95,3 %). Tujuan: Menentukan hubungan jenis MP... see more


Abdul Farid Lewa    

Latar Belakang : lansia cenderung memiliki pola konsumsi yang tidak baik yaitu kurangnya asupan serat dan tinggi konsumsi makanan berlemak. Selain itu pada lansia juga memiliki status gizi yang tidak normal diakibatkan karena terjadinya penurunan fungsi ... see more


Gesit Kusuma Wardhani    

Periode peralihan (6 - 12 bulan) merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral) sesuai dengan ke... see more


Angelina Swaninda Nareswara    

Latar Belakang : Makanan yang disajikan oleh rumah sakit merupakan salah satu komponen untuk kesembuhan pasien. Makanan dikatakan bermutu baik bila memiliki cita rasa, penampilan dan penyajian yang baik. Tinginya sisa makanan dan kepuasan pasien yang kur... see more