SUMMARY
Kelainan glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular (TIO), atrofi papil saraf optik dan menyempitnya lapang pandang. Data WHO tahun 2010 menunjukkan jumlah penyakit glaukoma di dunia diperkirakan ± 60,7 juta orang sedangkan di Indonesia data dari Kemenkes RI tahun 2015 terdapat 2,53% orang yang terkena glaukoma dan data di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan RISKEDAS tahun 2007 terdapat 0,08%.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran epidemiologi kejadian glaukoma di RS Tingkat II Kartika Husada dan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie berdasarkan Orang, Tempat, Waktu, dan Pelayanan penanganan penderita glaukoma.Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional. Sampel penelitian sebanyak 25 responden diambil menggunakan teknik total sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Mengunakan analisis Univariat.Hasil: Dari hasil penelitian didapat proporsi kejadian glaukoma terbanyak pada lama menderita> 18 bulan (84%), jenis kelamin laki-laki (52%) pekerjaan sebelum terkena glaukoma sebagaiPNS (24%) dan pekerjaan setelah terkena glaukoma tidak bekerja (76%), melakukan operasi (60%), memiliki penyakit mata lain (60%), tidak merokok (52%), riwayat keluarga pada Ibu(8%) dan Kakak/ Abang (12%), tempat berobat sebelum dan setelah terkena glaukoma (64% dan 100%), waktu kejadian pada tahun 2009-2017 (84%), hipertensi (40%), diabetes (8%), jenis glaukoma banyak yang tidak teridentifikasi (76%), dan pengobatan/ penatalaksanaan banyak yang tidak baik (60%).Saran: Bagi RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie dan RS Tingkat II Kartika Husada untuk meningkatkan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) kepada penderita glaukoma. Meningkatkan sistem kelengkapan alamat pasien dengan mencatat alamat lengkap sesuai KTP pasien.