Home  /  Jurnal Teknik ITS  /  Vol: 2 Núm: 1 Par: PP (2013)  /  Article
ARTICLE
TITLE

Analisis Teknis dan Ekonomis Ketebalan Bilah Laminasi Bambu sebagai Material Lambung Kapal

SUMMARY

Laminasi bambu terdiri dari bilah-bilah yang nantinya akan direkatkan menjadi satu lapisan dan kemudian dibuat laminasi dari beberapa lapisan tersebut sehingga perlu dilakukan pengujian pengaruh ketebalan bilah terhadap mechanical properties dan sisi ekonomis laminasi bambu. Konfigurasi bilah yang digunakan dalam proses laminasi adalah sistem carvel dengan variasi ketebalan bilah 5 mm, 8 mm, dan 10 mm. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik (Tensile Test) dan pengujian tekan (Compressive Test) dengan menggunakan standar pengujian SNI. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa besar ketebalan bilah berbanding terbalik dengan kuat tariknya meskipun tidak begitu signifikan. Nilai kuat tarik tertinggi dihasilkan oleh laminasi bambu dengan ketebalan bilah 5 mm sebesar 135,87 MPa dengan selisih terhadap kuat tarik terendah hanya 1,72 MPa. Sedangkan hasil pengujian tekan menunjukkan bahwa kuat tekan berbanding lurus dengan ketebalan bilah laminasi bambu. Kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh laminasi bambu dengan ketebalan bilah 10 mm dengan nilai 52,56 MPa. Perhitungan ekonomis menunjukkan bahwa besar ketebalan bambu berbanding lurus dengan semakin sedikitnya biaya material total kulit lambung kapal yang harus dikeluarkan. Biaya material total terkecil dihasilkan dengan ketebalan bilah 10 mm dengan nilai Rp 11.203.049,00/m3. Ketebalan bilah 10 mm merupakan ketebalan bilah laminasi bambu yang paling baik karena menghasilkan kuat tarik yang tidak jauh berbeda dengan kuat tarik tertinggi, memiliki kuat tekan dan nilai ekonomis paling tinggi.

 Articles related

Afra Faradilla Ihsan,Cahyono Bintang NurcahyoDOI: 10.12962/j23373539.v11i1.85958    

Sektor konstruksi memiliki peranan penting dalam pembangunan, namun turut mencatatkan tingkat kecelakaan kerja yang tinggi. Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi dapat terjadi kapanpun, cukup sulit untuk dihilangkan sepenuhnya, serta memberikan dampak ... see more


I Wayan Sion,Setijopradjudo Setijopradjudo,Tri AchmadiDOI: 10.12962/j23373539.v1i1.386    

Faktor sosial dan fisik-geografis kepulauan menjadi masalah dalam pemerataan proses pendidikan sehingga penyediaan infrastruktur pendidikan pada pulau menjadi penting. Pendekatan metode pendidikan dan alternatif pengembangan infrastruktur dapat dilakukan... see more


Andik Eko Saputro,Hesty Anita KurniawatiDOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2483    

Semakin menipisnya ketersediaan sumber energi mengakibatkan harga bahan bakar minyak menjadi tinggi. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini berdampak pada dunia maritime. Hal ini dikarenakan kapal merupakan salah satu alat transportasi yang menggunakan ba... see more


Angga Angga Praditya,Trika Trika Pitana,Dwi Dwi PriyantaDOI: 10.12962/j23373539.v3i1.5802    

Menurut data dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dari tahun 2009 hingga tahun 2011 terjadi peningkatan terjadinya kecelakaan transportasi laut, baik karena kapal tenggelam, tubrukan maupun karena kapal terbakar. Selama rentang tahun ter... see more


Mochamad Gizza Gaeta Nahumariri,Hasanudin HasanudinDOI: 10.12962/j23373539.v8i1.41515    

Pada tanggal 20 Februari 2018, terjadi kecelakaan KMP. Kayong Utara yang terbalik di Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan saat berlayar dari Pelabuhan Muntok, Bangka menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan. Kapal memuat 8 truk sedang, 1 kendaraa... see more