FARMER GROUPS STRENGTHENING STRATEGYOF AGROFORESTRY FARMING:THE CASE OF FARMER GROUPS IN SODONGHILIR DITSRICT - TASIKMALAYA

Idin Saepudin Ruhimat

Abstract


Institutional strengthening can be used as a solution to improve performance of farmer groups, therefore a strategy for institutional strengthening of farmer groups is needed in agroforestry farming development. The study aimed to analyze strategic factors, examine various alternative strategies, and formulate strategic priority recommendations as an effortto strengthen farmer groups in agroforestry farming development. The study was conducted at Sodonghilir District - Tasikmalaya Regency, West Java Province from April to August 2018. Data were analyzed using Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) analysis. The results showed that the institutional weakness of farmer groups affected the success of agroforestry farming development in Sodonghilir District. Based on this research, it can be concluded that internal and external factors are two strategic factors that must be used as the basis for the formulation of two priority strategies from six alternative strategies for institutional strengthening of farmer group in agroforestry farming. The two priority strategies are increasing human resources capacity as well as increasing farmer groups’ role in agroforestry farmingdevelopment. Therefore, it is recommended that farmer groups, national and regional governments to prioritize these two of institutional strengthening strategies in agroforestry farmingdevelopment

Keywords


Agroforestry farming; strategies for strengthening farmer groups; West Java Province.

References


BP3K. (2015). Rencana kerja penyuluhan pertanian tahun 2015. Tasikmalaya: Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Sodonghilir.

David, F. R. & David, F. R. (2016). Manajemen strategik: suatu pendekatan keungguklan bersaing (15th ed.). Sallama, Halim, & Mandasari (Eds.). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Elsiana, Satmiko, S., & Gayartri, S. (2018). Pengaruh fungsi kelompok terhadap kemandirian anggota pada kelompok tani padi organik di paguyuban Al-Barokah Desa Ketapang, Kecamatan Susukan,Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 2(2), 111–118.

Falentino, R.& Baroya, E.H. (2016). Strategi pengembangan gula aren kelompok tani di Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur. Jurnal Agroscience, 6(1), 51-58.

Febtyanisa, M. (2013). Analisis strategi pengembangan usaha sayuran organik pada Kelompok Tani Cibolerang Agro, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hadi, S., Akhmadi, A. N., & Prayuginingsih, H. (2019). Peran kelompok tani dan persepsi petani terhadap penerapan budidaya padi organik di Kabupaten Jember. Jurnal Penyuluhan, 19(92), 154–168.

Hani, A., Suhaendah, E., Winara, A., Achmad, B., Ruhimat, I. S., Augusta, L., . . ., & Kuswandi, N. (2015). Penerapan model agroforestry kayu pertukangan jenis sengon dan manglid. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Herminingsih, H. (2011). Penguatan peran lembaga kelompok tani dalam pengembangan usahatani kopi rakyat. JSEP, 5(1), 46-53.

Hudiyani, I., Purnaningsih, N., S. Asngari, P., & Hardjanto. (2017). Persepsi petani terhadap Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 18 No.1, April 2021: 27-43 43 hutan rakyat pola agroforestry di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan, 13(1), 64–78.

Mananganta, A., Sumardjo, Sadono, D., & Tjiptopranoto, P. (2019). Dukungan dan peran kelembagaan dalam meningkatkan kemnadirian petani kakao di Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar, 6(2), 51-60.

Prawiranegara, D. (2016). Penguatan peran kelembagaan petani dalam peningkatan kapabilitas petani mengelola inovasi berbasis teknologi informasi (Disertasi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rahaman, A. A., & Abulai. (2018). Do farmer groups impact on farmers yield and efficiency of smallholder farmers? evidence from rice farmers in Northern Gana. Food Policy, 81(1), 95–105.

Rimbawati, D. E. M. (2017). Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kelompok tani hutan agroforestry di Kabupaten Bandung (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rimbawati, D. E. M., Fatchiya, A., & Sugihen, B. G. (2018). Dinamika kelompok tani hutan di Kabupaten Bandung. Jurnal Penyuluhan, 14(1), 92–103.

Ruhimat, I. S. (2014). Faktor-faktor untuk peningkatan kemandirian petani dalam pengelolaan hutan rakyat: studi kasus di Desa Ranggang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 11(3), 239–252.

Ruhimat, I. S. (2015). Status keberlanjutan usahatani agorforestry pada lahan masyarakat: studi kasus di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 12(2), 99–110.

Ruhimat, I. S. (2017). Peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani dalam pengembangan usahatani agroforestry. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 14(1), 1–17.

Rustinsyah. (2019). The significance of social relations in rural destination development: a case study of a beef cattle farmer groups in Indonesia. Journal of Cooperative and Management, 7(2), 2-7.

Santoso, P. B. & Darwanto. (2015). Strategi penguatan kelompok tani melalui penguatan kelembagaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 16(1), 33–45.

Sari, D. (2016). Efektifitas penguatan modal usaha kelompok pembibitan kambing pada kelompok tani ternak Ngudi Lestari di Kulon Progo, Yogyakarta (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Septiana, E. (2018). Data SHP seluruh Indonesia. Diunduh Desember 2018 dari http://www. info-geospasial.com/2018/12/data-shpseluruh-indonesia.html

Subekti, S., Sudarko, & Sofia. (2015). Penguatan kelompok tani melalui optimalisasi dan sinergi lingkungan sosial. Jurnal JSEP, 8(3), 50–56.

Suprayitno, A. (2011). Model peningkatan partisipasi petani sekitar hutan dalam mengelola hutan kemiri rakyat: kasus pengelolaan hutan kemiri kawasan pegunungan Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Disertasi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Swastika, D.K.S. (2019). Perumusan strategi peningkatan kapasitas petani melalui inovasi teknologi daerah tertinggal di Indonesia. Jurnal Agroekonomi, 38(1), 15-27.

Wahyuni, S., Sumardjo, Lubis, D. P., & Sadono, D. (2017). Hubungan jaringan komunikasi dan dinamika kelompok dengan kapasitas petani dalam agribisnis padi organik di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan, 13, 110–120.

Wardani & Anwarudin, O. (2018). Peran penyuluh terhadap penguatan kelompok tani dan regenerasi petani di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jurnal Tabaro, 2(1), 191-200




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2021.18.1.27-43

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.